Thursday 14 February 2013

Gelombang Pembubaran Densus: Di Bogor, FOS ARMI Bubarkan Densus 88

BOGOR Gelombang pembubaran Densus 88 kini mulai bergulir di daerah-daerah. Setelah Jakarta, Palu, kini di Bogor. Adalah FOS ARMI (Forum Silah Ukhuwah Antar Pemuda Muslim) bekerjasama dengan panitia Bogor Islamic Book Fair pada Rabu (13/2/2013) lalu menyelenggarakan diskusi yang membahas "Sepak Terjang Densus 88". Acara yang bertempat di pelataran masjid Raya Bogor itu ternyata yang paling ramai pesertanya.

Diskusi tersebut menghadirkan pembicara antara lain, Ustadz Wilyudin Dhani (MUI Kota Bogor), Ustadz Nanang Ainurofi (JAT Jakarta) dan Syaiful Falah (Suara Islam). Acara tersebut dipandu oleh Deni Rahman selaku ketua FOS ARMI.

Ustadz Dani sebagai pembicara pertama memberikan pemahaman dasar seputar terorisme. "Teror itu memberikan rasa tidak nyaman dan ketakutan kepada pihak lain, bahkan bisa sampai tindakan pidana dengan menyakiti pihak lain." jelasnya.

"Oleh karena itu sebenarnya Densus lah penebar teror sesungguhnya, karena selama ini dari banyak kasus ternyata para korban adalah orang yang tidak bersalah. Namun karena kebanyakan mereka tembak ditempat maka sulit untuk membuktikannya," ujarnya.

Ustadz yang aktif di Forum Umat Islam (FUI) Bogor ini juga menceritakan pengalamannya mendapatkan "teror". "Dahulu pengajian saya selalu diawasi oleh intel, namun karena kita terbuka dan akhirnya saya melaporkan ke kawan saya di kepolisian, setelah itu alhamdulillah "teror" tersebut sudah tidak lagi." cerita Ustadz Dhani.

Sama dengan Ustadz Dhani, Ustadz Nanang yang aktif di Jamaah Anshoru Tauhid (JAT) juga menceritakan bagaimana kelompoknya yang selama ini yang selalu dikaitkan dengan terorisme. "JAT adalah sebuah Tanzim, gerakan dakwah yang terbuka dan resmi bergerak di tengah-tengah masyarakat. Kita punya AD/ART, tujuan serta visi misi yang jelas. Kita bukanlah kelompok yang ekslusif dan bergerak secara sembunyi," ujarnya.

"Banyak sekali ikhwan kita di JAT yang menjadi korban fitnah kasus terorisme selama ini, namun itu tidak mematahkan semangat kita untuk terus berjuang menegakkan syariat Islam di bumi Allah ini," tegas Ustadz Nanang.

Sebagai pembicara terakhir dari media Islam, Syaiful menjelaskan profil densus yang menjadi kaki tangan penjajah asing. "Kita punya data bahwa pembentukan densus 88 memang atas kepentingan asing seperti Amerika dan Australia, dan jelas bahwa pendanaannya juga dari sana. Sehingga ini merupakan intervensi penjajahan kepada negara kita. Dan ini bertolak belakang dengan yang ada didalam pembukaan UUD bahwa penjajahan diatas dunia harus dihapuskan," paparnya.

“Di dalam Densus sendiri ada tim bayangan yang disebut Satgas Anti Bom, menurut informasi yang saya dapatkan tim Anti Bom ini terdiri dari orang-orang kafir yang dipimpin oleh Gories Mere (Kepala BNN) makanya mereka tega membunuhi orang-orang Islam,” tambahnya.

"Densus selama ini melakukan kezaliman yang luar biasa, seperti contoh kasus terakhir di Bima, salah satu korbannya di tembak mati didalam masjid setelah melakukan shalat dhuha. Dan menurut pengakuan keluarganya, korban adalah orang yang baik, selama ini hanya penjual kue dan tidak terlibat dengan kegiatan terorisme," ujar Syaiful.

Di akhir pemaparannya Syaiful mengajak jamaah untuk terus berjuang, dan menghentikan kezaliman Densus 88. "Untuk saat ini yang bisa kita lakukan adalah bicara dan menyebarkan informasi yang sebenarnya, oleh karena itu teruslah berdakwah. Ambillah berbagai informasi seputar masalah keumatan dari media Islam setelah itu sebarkan melalui jaringan media sosial dan sebagainya. InsyaAllah jika semua melakukan itu maka opini akan berkembang dan bisa menandingi dari media sekuler yang pro Densus itu," pesannya.

Diskusi semakin menarik setelah banyaknya respon dari jamaah yang bertanya, dan alhamdulillah walaupun ada "intel" yang mengawasi acara tersebut berjalan lancar. Deni Rahman sebagai moderator menutup acara dengan mengajak jamaah bersama-sama berjuang agar kezaliman Densus bisa dihentikan, "Bubarkan Densus 88!" teriak Deni yang disambut pekikan takbir "Allahuakbar" dari para jamaah. [

No comments:

Post a Comment