Sunday 18 August 2013

Indonesia Masih Terjajah, Belum Merdeka!!!

Bulan Agustus adalah bulan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan, katanya. Di setiap sudut kota, kampung dan kelurahan dihias sedemikian rupa dengan warna dominan merah dan putih sebagai simbol bendera bangsa. Lampu-lampu kerlap-kerlip dipasang warna-warni menyemarakkan suasana.


Di hari H nanti, tepat tanggal 17 Agustus, biasanya banyak orang memakai baju daerah suku masing-masing dan juga pakaian sesuai dengan profesi cita-cita para murid-murid. Ada yang memakai kostum dokter, insinyur, pilot, polisi, dll.


Upaya untuk memperingati pun dilakukan dengan berbagai cara mulai dari lomba makan kerupuk, lomba memasukkan pensil ke botol hingga panjat pinang dan tangkap belut. Malamnya digelar tirakatan, tumpengan syukuran dan biasanya disertai musik hingar bingar untuk merayakan hari kemerdekaan RI.


Melihat fakta-fakta tersebut, kita jadi patut bertanya neh, “Benarkah kita sudah merdeka?” Itu pertanyaan awal dulu yang sederhana sebelum kita beralih ke pertanyaan lain semisal gimana sih cara mengisi kemerdekaan bila memang kita sudah benar-benar sudah merdeka? Topik inilah yang akan bahas kali ini. So, pantengin terus yah.


…Indonesia masih terjajah. Selamanya negeri ini akan terjajah bila tak ada kemauan kuat untuk keluar dari penjajahan ini. Ironisnya, sangat sedikit orang yang sadar bahwa bangsa ini masih terjajah…


Indonesia Sudah Merdeka, Benarkah?


Pertanyaan ini wajar banget muncul di remaja cerdas kayak kamu. Soalnya dari pertanyaan sederhana namun kritis inilah nantinya akan membuat kamu melek tentang apa yang sebetulnya terjadi dengan kondisi Indonesia yang katanya sudah merdeka ini.


Secara konstitusi, Indonesia dinyatakan merdeka sejak tanggal 17 Agustus 1945 yang dideklarasikan oleh Soekarno-Hatta. Hal inilah yang diyakini oleh mayoritas manusia baik dalam maupun luar negeri tentang kapan hari kemerdekaan Indonesia.


Sejak anak TK hingga Perguruan Tinggi (PT), dari yang lulusan SD sampai yang bergelar profesor sepakat menjawab dengan tanggal tersebut. Dari masyakarat desa hingga masyarakat kota pun akan setuju dengan hal itu.


Faktanya, apa benar Indonesia sudah benar-benar merdeka sejak tanggal 17 Agustus 1945? Merdeka itu kan artinya bebas. Bebas dari penjajahan dalam bentuk apa pun juga. Nah, sekarang yuk kita telusuri apa benar kita sudah terbebas dari penjajahan alias merdeka dalam segala bidang?


…Fenomena antrean pengisian BBM yang sampai puluhan meter di banyak daerah di Indonesia, mengingatkan kita pada zaman penjajahan Jepang dulu…


Merdeka secara formal konstitusional (halah, bahasanya muluk banget ya, hehe..) Indonesia bisa dibilang sudah. Tapi merdeka secara hakiki alias bebas menentukan nasib sendiri tanpa didikte oleh orang lain, hmm… kayaknya belum. Kok bisa?


Coba lihat aja hal-hal di sekitar kita yang dekat dengan kehidupan kamu. Ketika berangkat sekolah, berapa kamu harus bayar angkot mengingat kenaikan BBM pada bulan lalu yang makin mencekik. Trus,, berapa uang SPP yang harus dibayar ortumu supaya kamu bisa tetap sekolah, harga buku, harga baju seragam dll.


Walhasil, kalo kamu nggak bisa bayar itu semua, jangan harap kamu bisa menikmati bangku sekolah seperti saat ini. Makanya, pantas aja sampai-sampai ada istilah dan buku terbit dengan judul ‘Orang Miskin Dilarang Sekolah’ sebagai sindiran betapa mahalnya harga pendidikan di negeri ini.


Pulang sekolah, kamu pasti merasa lapar apalagi bagi mereka yang uang sakunya dalam keadaan ‘Kanker’ alias ‘Kantong Kering’ dan pas-pasan, jadi gak bisa jajan di kantin sekolah dech. Sesampainya di rumah, makanan belum ada karena ayah ibumu pusing dengan harga sembako yang melambung tinggi.


Sudah mahal, sulit pula dari pasaran. Mau beli matengan juga pastinya mahal. Kalopun beli dengan uang saku yang pas-pasan itu, pasti dapat dikit makanannya. Duh pusing…. katanya Indonesia kaya akan hasil bumi dan tambang minyak bumi, tapi harga minyak dan sembako pada melambung tinggi.


…Belum lagi antrean yang lainnya semisal beras murah, minyak goreng murah hingga pembagian BALSEM alias BLSM cap “Kepentingan” yang masih pro dan kontra di era Presiden SBY ini…


Fenomena antrean pengisian BBM yang mengular berjajar-jajar sampai puluhan meter di banyak kota dan daerah di Indonesia, mengingatkan kita pada zaman penjajahan Jepang doeloe.


Belum lagi antrean yang lainnya semisal beras murah, minyak goreng murah hingga pembagian BALSEM alias BLSM cap “Kepentingan” yang masih pro dan kontra di era Presiden SBY ini.


Persis kayak zaman Indonesia tempo doeloe ketika kebutuhan pokok sulit diperoleh karena memang itu adalah salah satu taktik penjajah dalam mengendalikan tanah jajahannya, dan untuk menyengserakan rakyat Indonesia. adakah yang beda?


Bedanya kalo di zaman penjajahan doeloe itu para pemimpin mencari cara untuk merdeka hingga titik darah penghabisan, lha kalo pemimpin kita sekarang malah merdeka sendiri sambil duduk di kursi empuk sambil menikmati tetesan keringat dan darah rakyatnya sendiri.


Pemerintah sering berdalih kalo semua kebijakan menaikkan harga BBM adalah untuk mengurangi angka kemiskinan dan menyelamatkan APBN. Kalau banyak orang sanksi dan tidak percaya terhadap tipu-tipu ini, saya sich sangat percaya bahwa niat pemerintah itu tulus.


…Pemerintah sering berdalih kalo semua kebijakan menaikkan harga BBM adalah untuk mengurangi angka kemiskinan dan menyelamatkan APBN...

...Angka kemiskinan memang berkurang drastis karena banyak rakyat mati akibat kebijakan yang sarat dengan nuansa pesanan asing ini …


Angka kemiskinan memang berkurang drastis karena banyak rakyat mati akibat kebijakan yang sarat dengan nuansa pesanan asing ini. Kalo rakyat miskin banyak yang mati kelaparan, secara statistik hal ini akan mengurangi angka kemiskinan yang ada di negeri ini. Ironis!


Seperti inikah potret merdeka yang dicita-citakan oleh negeri ini? Trus, kalo dipikir-pikir, kenapa juga negeri ini seakan-akan sulit sekali meraih kemerdekaan hakiki dalam makna yang sebenarnya, bukan hanya merdeka semu yang setiap tahun diperingati dengan lomba dan upacara. Ternyata semua itu ada jawabannya loh.


Indonesia Masih Terjajah!!!


Yups, Indonesia sebetulnya belum benar-benar merdeka dalam arti sesungguhnya. Negeri ini masih terjajah dalam banyak segi atau bahkan di semua segi kehidupannya. Mulai dari perekonomiannya yang sangat kapitalistik dengan sistem riba dan pendidikan yang sekuler pool.


Kehidupan sosial yang egois dan mementingkan diri sendiri, kebudayaan yang bisanya cuma membebek asing, politiknya berlaku hukum rimba; siapa kuat dia yang menang, pertahanan keamanan yang masih tergantung pada kebijakan Amerika dan sekutunya, penegakan hukum yang tebang pilih, setengah hati, dll.


Belum lagi ideologinya yang nano-nano alias campur-baur antara kapitalis, sekuleris, sosialis demokratis dll… Kalopun Islam mau dipraktekkan hanya sedikit sekali penerapan hukum Islam, yakni untuk urusan perkawinan aja.


…Negeri ini masih terjajah dalam banyak segi atau bahkan di semua segi kehidupannya...

...Mulai dari perekonomiannya yang sangat kapitalistik dengan sistem riba dan pendidikan yang sekuler pool…


Pernah nggak di sekolah kamu mendapat dogma dari pelajaran PPKN bahwa Indonesia bukan Negara agama tapi juga bukan Negara sekuler. Trus apaan loh? Karena semua serba bukan, Indonesia akhirnya jadi Negara yang bukan-bukan dan gado-gado kayak sekarang ini.


Nggak jelas mau berpijak ke mana or melangkah ke mana. Ibarat orang mau membangun rumah, bentuk pondasinya kacau balau dan gak tau apa yang dimau ketika pondasi yang kacau balau tersebut sudah berdiri. Semua serba setengah hati.


Karena pondasi atau dasar yang nggak jelas, akhirnya banyak masuk pesanan asing yang mendikte, apa kemauan mereka untuk dipaksakan pada pondasi dan bangunan yang akan didirikan itu. Akhirnya, Indonesia bukan milik rakyat, tapi milik asing.


Indonesia pun masih terjajah. Selamanya negeri ini akan terjajah bila tak ada kemauan kuat dari masyarakatnya untuk keluar dari penjajahan ini. Ironisnya, sangat sedikit orang yang sadar bahwa bangsa ini masih terjajah.


Mayoritas yang ada malah bersikap sebaliknya, yaitu bersuka ria karena nganggap bahwa bangsa ini sudah merdeka sehingga sulit diajak nyadar dan berpikir.

…Selamanya negeri ini akan terjajah bila tak ada kemauan kuat dari masyarakatnya untuk keluar dari penjajahan ini...

...Ironisnya, sangat sedikit orang yang sadar bahwa bangsa ini masih terjajah…

Lomba 17 Agustusan sekedar lucu-lucuan giat dilaksanakan, semisal lomba balap karung, sepakbola pake sarung, menangkap belut, makan krupuk, dll.


Semua itu hanya hiburan sesaat untuk melupakan beban hidup yang berat. Setelah lomba selesai, masyarakat dihadapkan lagi pada masalah hidup yang menghimpit. Sungguh, negeri ini benar-benar belum merdeka!!!



Ayo, Rebut Kemerdekaan!


Ternyata kita belum merdeka, kawan. Kita butuh merebut kemerdekaan dulu sebelum nantinya akan kita isi dengan apa kemerdekaan ini.


Btw, gak salah nih ngajak merebut kemerdekaan di hari gene? Enggak donk. Kamu udah pada ngeh kan bahwa negeri ini tuh masih belum merdeka dan terjajah dalam semua segi kehidupan. Hanya manusia hidup saja yang enggan hidup dalam kondisi terjajah.


Dan cuma mayat hidup saja yang pasrah dengan nasib buruk sebagai bangsa terjajah. Saya yakin kamu semua bukan termasuk golongan Zombie ini. Jadi ayo, mulai sekarang kita bergerak untuk keluar dari penjajahan ini. How?


…Ternyata kita belum merdeka, kawan. Kita butuh merebut kemerdekaan dulu sebelum nantinya akan kita isi dengan apa kemerdekaan ini…


Pertama, mulai merdekakan pikiran kamu dari semua hal berbau penjajahan. Bebaskan diri kamu dari mental sebagai orang terjajah. Buang pemikiran rusak dan bobrok dari penghambaan kepada hawa nafsu berganti menjadi penghambaan pada Allah saja.


Campakkan sikap membebek pada ideologi dan sistem asing untuk kemudian meyakini bahwa ideologi dan sistem dari Sang Maha Pencipta Alam Semesta adalah satu-satunya yang mampu mengeluarkan manusia dari penjajahan ini. Ideologi dan sistem apakah itu? Ya pasti Islam-lah. Emang ada yang lain? Gak mungkin!


Kedua, bila keyakinan ini telah menancap kuat dalam benakmu, jangan diam. Merebut kemerdekaan bukan kerja satu orang, tapi kerja bersama melibatkan banyak orang dari berbagai kalangan.


Ayo sebarkan keyakinan bahwa kita harus merebut kemerdekaan ini hanya dengan kembali pada ideologi dan sistem Islam saja. Ideologi dan sistem Islam ini hanya bisa terwujud dalam sebuah institusi bernama Daulah Islamiyyah atau Khilafah Rosyidah ‘ala Minhajin Nubuwwah.


Jangan takut susah dan menderita dalam perjuangan merebut kemerdekaan yang hakiki ini. Karena sungguh, tak ada yang namanya jalan enak bagi para pejuang. Terjal dan berliku adalah sunnatullah perjuangan. Ingat itu!!


…Jangan takut susah dan menderita dalam perjuangan merebut kemerdekaan yang hakiki ini. Karena sungguh, tak ada yang namanya jalan enak bagi para pejuang…


Dan hanya satu saja yang membedakan mental pejuang sebenarnya dengan yang pura-pura sok jadi pejuang. Pejuang sejati tak kenal kompromi dengan para penjajah. Sedangkan pejuang gadungan selalu mencari dalih agar kerasnya perjuangan bisa diperlunak dengan beribu alasan.


Perbedaan yang lain adalah, kalo perjuangan standar biasanya berbumbu nasionalisme, perjuangan kita kali ini berskala internasionalisme. Dengan melakukan langkah di atas, kita tak cuma membebaskan Indonesia dari penjajahan namun secara bertahap, kita membebaskan dunia secara keseluruhan.


Yakinlah, saudara-saudara kita di belahan bumi yang lain juga sama-sama berjuang menuju kemerdekaan hakiki dengan Islam. Dan yang lebih asyik lagi, kemerdekaan yang akan kita rebut, tidak hanya berdimensi dunia saja namun bakal kita bawa hingga akhirat kelak berupa pahala dan surga-Nya. Wow…keren kan?


Soo, perjuangan belum selesai dan berhenti, teman. Perjuangan merebut kemerdekaan ini harus dilaksanakan. Jangan mau kamu diadu-domba sesama muslim oleh kaum Kafir dengan tudingan ‘Terorisme’.


Jangan pula kamu mau dijebak dengan issue bom dan sebutan Islam garis keras, radikal, ekstrimis dan berbagai julukan yang menyudutkan lainnya. Perjuangan kita adalah perjuangan pemikiran yaitu membebaskan umat dari pengaruh dogma rusak semacam penyakit Demokrasi dan SEPILIS (sekularisme, pluralisme, dan liberalisme).


…Perjuangan merebut kemerdekaan ini harus dilaksanakan. Jangan mau kamu diadu-domba sesama muslim oleh kaum Kafir dengan tudingan ‘Terorisme’…


Kita gak butuh bom untuk menyerang paham-paham rusak di atas. Yang kita butuhkan hanya pemikiran yang kuat dan tajam, bukti akurat dan pemahaman Islam yang utuh, nggak separuh-separuh. Itu saja senjata kita. Plus tentunya keimanan yang mendalam sehingga pertolongan Allah akan segera terwujud di tengah-tengah kita.


Semoga tulisan sederhana ini mampu menyadarkan kamu-kamu yang dulunya percaya bahwa negeri ini telah merdeka. Dan semoga tulisan ini bisa menjadi bekal kamu untuk menularkan semangat perjuangan merebut kemerdekaan hakiki dari tangan penjajah kapitalis, Demokrasi dengan sistem kufur lainnya.


Yuk sama-sama kita tekadkan di hati bahwa hidup terjajah itu gak asyik. Hidup sebagai budak ideologi sekuler itu gak keren. Yang asyik dan keren cuma ketika kita menjadi makhluk bebas dan merdeka dalam sebuah sistem sempurna yaitu Syari’at Islam. Untuk menuju ke sana, tentu butuh perjuangan kita-kita.


Pertanyaannya, maukah kamu menjadi salah satu pejuang itu? Imbalannya bukan hanya mulia di dunia saja namun kebahagiaan akhirat pun telah menunggu kita, insya Allah. Jadi, tak ada alasan lagi kan bagi kita untuk mangkir dari merebut kemerdekaan hakiki dalam naungan Ilahi? Tentu tidak! Ayo semangat!.

Monday 12 August 2013

Jangan Lupakan Puasa Enam Hari di Bulan Syawal!

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam teruntuk Rasulullah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

Ketaatan tidak memiliki musim tertentu yang apabila berlalu musimnya, orang kembali melakukan maksiat. Bahkan musim ketaatan berlanjut sepanjang hidup hamba, tidak mengenal selesai sehingga ia masuk liang lahat.

Dikatakan kepada Bisyr al-Haafi rahimahullah: "Suatu kaum beribadah dan bersungguh-sungguh pada bulan Ramadhan, lalu beliau berkata: “Seburuk-buruk kaum adalah yang tidak mengenal hak Allah kecuali pada bulan Ramadhan. Sesungguhnya orang shalih itu beribadah dan bersungguh-sungguh sepanjang tahun”."

Oleh sebab itu setelah selesai dari puasa Ramadhan, Islam menyuguhkan ibadah puasa enam hari di bulan Syawal. Kedudukannya seperti shalat sunnah Rawatib untuk menutupi kekurangan dalam puasanya dan untuk menyempurnakannya. Keberadaannya melengkapi pahala puasa Ramadhan agar mendapat pahala puasa setahun penuh.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

“Siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian mengikutinya dengan enam hari di bulan Syawal, dia seperti berpuasa setahun penuh.” (HR. Muslim dan lainnya)

Imam an-Nawawi rahimahullah berkata, “Para ulama menjelaskan maksud seperti berpuasa setahun penuh, karena satu kebaikan dilipatgandakan sepuluh kali lipat. Ramadhan senilai sepuluh bulan, sedangkan enam hari senilai dua bulan.”

Puasa enam hari sesudah Ramadhan adalah bentuk syukur seorang shaim kepada Rabbnya karena telah memberinya taufiq untuk berpuasa Ramadhan dan meningkatkan amal kebaikan. Puasa ini juga menjadi bukti kecintaannya kepada ketaatan dan kegemaran untuk menyambung amal-amal shalih.

Ibnu Rajab rahimahullah juga berkata: “Menyikapi nikmat taufiq untuk berpuasa di bulan Ramadhan dengan melakukan kemaksiatan sesudahnya, termasuk di antara perbuatan orang yang mengganti nikmat Allah dengan kekufuran.”

Membiasakan puasa sesudah puasa Ramadhan menjadi tanda diterimanya puasa Ramadhan. Karena ketika Allah subhanahu wa Ta'ala menerima ibadah hamba, Dia memberikan taufiq padanya untuk menjalankan amal shalih sesudahnya, sebagaimana yang dikatakan sebagaian ulama salaf: "Pahala amal kebaikan adalah amal kebaikan sesudahnya. Siapa yang beramal kebaikan kemudian mengikutinya dengan kebaikan yang lain sesudahnya merupakan tanda diterimanya amal kebaikan yang pertama. Sebagaimana orang yang melakukan amal kebaikan kemudian mengikutinya dengan keburukan menjadi tanda ditolaknya amal baik tersebut dan tidak diterima.”

Fatwa Seputar Puasa Enam Hari Di Bulan Syawal

Lajnah Daimah ditanya, "Apakah puasa enam hari pasca Ramadhan harus langsung sesudah hari Iedul Fitri?, Atau bolehkah dilaksanakan beberapa hari di bulan syawal sesudah hari Ied tanpa berurutan?

Jawab: "Tidak harus langsung sesudah Iedul Fitri. Tapi boleh dia memulainya selang sehari atau beberapa hari sesudah Ied, dengan berurutan atau terputus-putus pada bulan syawal sesuai kemampuannya. Masalah ini sangat longgar. Tidak wajib tapi sunnah." (Fatawa Lajnah Daimah: 10/391 no. 3475).

Penutup

Sesungguhnya kesempatan berlalu begitu cepat, bagi seorang muslim harus benar-benar memperhatikannya agar mendapatkan pahala yang banyak. Hendaknya dia senantiasa memohon kepada Allah agar memberinya taufiq untuk bisa taat kepada-Nya.

Allahlah pelindung orang yang senantiasa meminta tolong kepada-Nya dan berpegang teguh dengan dien-Nya. Dan semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga, dan para sahabatnya. Wallahu A’lam [

Sunday 30 June 2013

Waspada! Senkom Mitra Polri adalah Aparat Kemanan dan Intelijen LDII

Ketua MUI Kota Bogor Bidang Penelitian dan Pengkajian Aliran Sesat, KH. Wilyudin Dhani mengungkapkan bahwa Sentra Komunikasi (Senkom) yang selama ini menjadi mitra Polri ternyata bagian dari pasukan keamanan dan intelijen aliran sesat LDII.


Hal itu disampaikan KH. Wilyudin Dhani usai memberikan pemaparan kesesatan LDII saat beruadiensi dengan MUI Pusat.


“Jadi senkom itu memang bagian dari intelijen LDII dan mereka menyamarkan bagian dari pasukan keamanan dan intelijen mereka ini dengan seragam seperti Polri,” ujarnya kepada voa-islam.com di Kantor MUI Pusat, Jl. Proklamasi No.51 Menteng Jakarta Pusat, pada Selasa (25/6/2013).



Setiap kali ada kajian yang membahas kesesatan Islam Jamaah alias LDII, maka unit Senkom biasanya yang akan menyampaikan informasi melalui alat komunikasi seperti HT untuk memobilisir massa aliran sesat LDII.


Selain itu, unit Senkom biasanya datang dengan menggunakan seragam yang mirip dengan Polri seolah untuk mengamankan. Padahal menurut KH. Wilyudin Dhani Senkom bertujuan untuk membohongi dan menakut-nakuti masyarakat. Sebab Senkom adalah polisinya LDII yang akan membela mereka.


“Tujuannya adalah untuk membohongi dan membodohi masyarakat serta manakut-nakuti tentu saja, seolah-olah dia bagian dari Polri, padahal itu adalah Polisinya negara LDII. Oleh karena itu kita harus terbuka sekarang, meskipun mereka berpakaian seperti pakaian polisi mereka itu bukan polisi, itu untuk menyamarkan identitas mereka, seolah-olah mereka didukung oleh polisi,” ungkapnya.



Mengapa LDII bisa dengan mudah bekerjasama dengan Polri melalui Senkom yang menjadi underbow mereka? KH. Wilyudin Dhani mengungkapkan karena adanya petinggi Polri yang menjadi anggota aliran sesat LDII.


“Ada indikasi petinggi Polri itu anggota LDII, saya tidak mau sebut tapi sudah disampaikan tadi dalam rapat audiensi,” ucapnya.



Untuk itu, MUI Kota Bogor berencana mengundang aparat kepolisian guna membahas aliran sesat LDII sekaligus Senkom yang selama ini menipu Polri sebab pada dasarnya mereka mempunyai makar terhadap negara.


“Secara resmi nanti kita akan undang institusi-institusi pemerinah seperti; Polri, kejaksaan, Kemenag, Diknas serta tokoh-tokoh masyarakat dari perguruan tinggi dan juga masyarakat untuk membuka siapa sebenarnya LDII. Sebab sebenarnya mereka mempunyai makar,” tandasnya.

Munarman Siram 'Si Ateis' Tamrin Tamagola, Habib Rizieq Berikan Pujian


etua DPP FPI Bidang Nahi Munkar, H. Munarman, SH menyiram sosiolog UI Tamrin Amal Tomagola, dengan air minum dalam acara Apa Kabar Pagi Indonesia TV One, Jumat 28 Juni 2013 lantaran sikap Tamrin yang arogan, selalu memotong pembicaraan dan tak sesuai etika dialog. (Link Download video)


Menyikapi hal tersebut, Ketua Umum FPI, Habib Muhammad Rizieq Syihab justru memuji sikap tegas Munarman. Thamrin Amal Tamagola pantas untuk mendapatkan siraman karena selalu mendiskreditkan umat Islam.


“Bagus!  Thamrin Tomagola memang layak mendapatkan siraman itu! Kerena, sejak Awal Th. 2000 ia selalu menyalahkan muslim Ambon dalam Kasus Pembantaian Umat Islam di Ambon Th.1999. Begitu juga pada kasus pembantaian Umat Islam di Poso sepanjang kasus Th.1998 s/d 2000. Padahal semua orang tahu bahwa ekstrim kristen yang memulai pembantaian Umat Islam di Ambon dan Poso,” ungkap Habib Rizieq melalui pesan singkat yang beredar dan diterima redaksi voa-islam.com, Jum’at (28/6/2013).

...Bagus!  Thamrin Tomagola memang layak mendptkan siraman itu! Kerena, sejak Awal Th. 2000 ia selalu menyalahkan muslim Ambon dalam Kasus Pembantaian Umat Islam di Ambon Th.1999...


Habib Rizieq menambahkan bahwa hampir di setiap ceramahnya, Tamrin selalu menghina FPI dan memfitnah umat Islam sebagai pihak intoleransi.


Selain itu, Tamrin juga dikenal rasis karena telah menghina suku Dayak sebagai pelaku sex bebas sehingga pernah diadili dalam adat dayak.


“Dia juga sering menyalahkan Umat Islam dalam kasus Ahmadiyah di mana saja. Dan hampir di setiap dialog dan ceramah, dia selalu menghina FPI dan selalu memfitnah Umat Islam sebagai pihak intoleransi. Dalam sidang MK tentang Judicial Review UU Anti Penodaan Agama Th.2010 saya dengar langsung dalam ruang sidang pernyataannya dalam membela Ahmadiyah bahwa jika ingin objektif menilai agama-agama dan aneka keyakinan, maka kita harus tanggalkan dulu baju agama (alias Atheis). Dan dia juga seorang rasis dimana dia hina masyarakat Dayak dengan tuduhan bahwa Sex Bebas adalah tradisi Dayak, sehingga dia diadili dalam sidang Adat Dayak,” tandasnya.

Wednesday 15 May 2013

Kematian

Di alam ini, tak ada yang pasti kecuali kematian. Kematian, kata Ghazali, pasti, sedangkan yang lain tak ada yang pasti. Meskipun begitu, manusia cenderung abai dan tak hirau dengan kematian.

Biasanya, manusia mengingat kematian jika kebetulan ada kereta jenazah lewat di depannya. Ia pun buru-buru ber-istirja`, inna lillah wa inna ilaihi raji`un.

Kematian (al-maut) menyerang siapa saja dan sering kali tiba-tiba (ja’at fuj’atan). Maut merenggut nyawa orang tua, anak-anak, orang biasa, orang hebat, dan siapa saja.

Bahkan, menyerang pengantin baru pada malam pertama dan orang yang sedang pesta dan bergembira ria bersama keluarga dan orang-orang yang dicinta.

“Katakanlah, ‘Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu.’” (QS Al-Jum`ah [62]: 8).

Karena wataknya yang seperti tak mengenal belas kasihan, kematian itu disebut oleh Nabi dengan istilah hadzim al-ladzdzaat, yakni penghancur kenikmatan dan kelezatan duniawi (HR Tirmidzi, Nasa’i, dan Ahmad dari Abu Hurairah).

Sebagian ulama menyebutnya dengan istilah, mufarriq al-ahbab (yang menceraikan manusia dari orang-orang yang dicinta) dan musyattit al-jam`iyyah (yang memutuskan manusia dari kelompok sosialnya).

Meskipun merupakan fenomena sehari-hari, manusia belum sepenuhnya mengetahui hakikat kematian itu. Menurut al-Ghazali, kematian itu bukan tak adanya hidup, melainkan berubahnya keadaan.

Ini berarti, dengan mati (kematian), bukanlah kehidupan itu tak ada. Kehidupan tetap ada, tetapi berubah dalam wujud (kehidupan) yang lain.

Dalam al-‘Adl al-Ilahi, Murtadza Muthahhari menerangkan perbedaan kehidupan itu, yakni kehidupan dunia dan kehidupan akhirat.

Dikatakan, kehidupan dunia tak sejati karena masih bisa bercampur antara hak dan batil, kejujuran dan kepalsuan, serta antara pejuang dan pengkhianat.

Ini berbeda dengan kehidupan akhirat yang disebutnya murni dan sejati. Firman Allah menyebutkan, “Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan kalau mereka mengetahui.” (QS al-Ankabut [29]: 64).

Dalam Alquran, kematian disebut dengan beberapa terma, antara lain, al-maut, al-wafah, al-ajal, dan al-ruju` yang secara harfiah berarti kembali.

Bila menunjuk kata yang terakhir, al-ruju`, kematian bisa dipahami sebagai proses perjalanan pulang menuju negeri akhirat, kampung halaman kita yang sebenarnya.

Secara kejiwaan, pulang atau perjalanan pulang merupakan kegiatan paling menyenangkan karena setiap orang, menurut fitrahnya, ingin cepat-cepat pulang (kembali).

Tradisi pulang kampung (mudik) sangat menyenangkan meski berdesak-desak dan macet sepanjang jalan. Jadi, kematian itu seperti mudik ke tanah leluhur; mestinya menyenangkan, dengan satu syarat, tentu saja memiliki dan membawa bekal yang cukup, yaitu kebaikan (amal saleh).

Sebagai Muslim, kita mesti mampu memetik pelajaran dari setiap peristiwa kematian. Pertama, karena kematian pasti, kita mesti selalu mengingatnya dan menjadikannya sebagai nasihat.

Kedua, karena kematian sejatinya merupakan perjalanan pulang, kita mesti meperbanyak bekal, ibadah, dan amal shaleh.

Ketiga, tidak boleh lupa, kita berdoa kepada Allah agar tidak kembali kehadirat-Nya kecuali dalam keadaan Islam. “Dan, janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS Ali Imran [3]: 102). Wallahu a`lam!

Monday 6 May 2013

Generasi Pemakan Sogok, Suap, dan Mamat

Sekarang tumbuh lapisan baru di Indonesia. Terutama di era Reformasi ini. Lapisan baru dan generasi baru. Mereka ini jenis generasi yang belum pernah ada di masa sebelumnya.

Tetapi, jenis generasi baru ini, bukan generasi yang akan dapat menjadi tulang punggung dan pelopor bagi masa depan Indonesia.

Justeru generasi baru ini, cenderung akan membawa kehancuran di masa depan. Mereka ini tidak bakal mampu menghadapi berbagai kecenderungan baru, persaingan secara global, dan kondisi baru ini memerlukan jenis manusia yang kuat, baik secara moral (agama), keilmuan, intelektual, dan profesionalitas.

Generasi baru ini terdiri jenis manusia manja. Hidupnya hanya dapat diproeksi oleh sebuah sistem. Sistem korup. Hidup mereka hanya bersandar pada hasil rente, hasil sogok dan suap, dan menjadi "makelar umat".Mereka bergaya "borju" (borjuis).

Mereka sangat menikmati uang dari hasil sogok, suap, dan menjadi "makelar". Bukan hanya menjadi "makelar" proyek di departemen-departemen, tetapi yang lebih menyedihkan lagi, mereka menjadi "makelar" umat (si-mamat). Umat menjadi barang dagangan mereka (al umah bido'ah). Sekarang ini di Indonesia ada jenis dagangan (komoditdas) baru, di Indonesia yang paling laku, yaitu umat.

Menjelang pemilu atau pilkada, mereka menciptakan komoditas baru yang bernama umat. Mereka dengan berbagai cara dan methode menciptakan komoditas baru, yang nanti akan menjadi barang dagangan yang sangat laku.

Kalau mereka bisa mengumpulkan umat 7 juta, 10 juta, 15 juta, atau mungkin 20 juta, pasti nilai tawarnya akan sangat tinggi. Mereka bisa menenteng barang dagangan umat kepada siapa saja, terutama mereka yang lapar dengan kekuasaan. Sekarang banyak orang Indonesia, sangat lapar, dan bukan lapar makanan, tetapi lapar dengan kekuasaan.

Para pengumpul umat yang menjadi sangat piawi itu, hanya duduk manis di rumah atau dikantor masing-masing, atau duduk di lobi hotel, vila, apartemen, dan di pedopakan yang ada di lembah, dan mereka yang lapar dan haus kekuasaan itu, mereka mendatangi para "pedagang" umat, sambil menawarkan harta, jabatan, dan kekuasaan.

Tetapi, mereka para pedagang umat, masih tak puas dengan apa yang mereka dapatkan, mereka masih menerima rente, sogok, dan suap. Dengan begitu kondisi itu, lahirlah jenis generasi baru, generasi yang hidupnya hanya ditopang oleh sistem yang korup, hidupnya tergantung oleh rente, sogok dan suap. Tidak hidup diata tetesan keringat dan kerja keras.

Mengapa orang-orang cina menjadi kompetitor baru di area global, karena mereka dari lahir dididik dengan kerja keras. Mereka tidak pernah makan di tempat-tempat "mewah" sebelum mereka menjadi sukses. Mereka makan bubur. Tidak pernah berubah. Mereka lulusan universitas di Amerika Serikat. Mereka tetap bercucuran keringat. Bekerja keras.

Sebaliknya, di generasi baru yang pemakan rente, sogok, suap, dan si-mamat itu, sekarang menjadi "spoil system" (sistem yang dimanjakan). Mereka hanya menjadi "aksesoris", dan tak akan dapat menggantikan sistem bobrok, dan munafik. Karena, generasi pemakan rente, sogok,suap dan si-mamat, akhirnya hidup dengan pola dan gaya sendiri. Selamanya tak bisa memberikan harapan bagi masa depan.

Mungkin mereka hanya bisa memenuhi mall, plaza, hotel-hotel, apartemen, villa, dan tempat-tempat keramaian. Mereka tidak akan bisa memenuhi ruang-ruang kehidupan yang mulia, dan memberikan harapan baru, bagi masa depan. Masa depan umat manusia. Membuat perubahan.

Generasi baru yang hanya bisa menengadahkan tangannya kepada penguasa zalim, para pengusaha culas, dan para pemimpin-pemimpin palsu.

Indonesia tidak akan pernah melahirkan generasi Muhamad al-Fatih yang dapat menaklukan Konstatinopel dengan penuh kebanggaan. Muhamad al-Fatih yang memberikan kebanggaan kepada seluruh Muslim dan Mukmin sepanjang kehidupan.

Tetapi, generasi baru sejenis, seperti Anas Urbaningrum, Nazaruddin, Andi Malaranggeng, Ahmad Fathonah, Luthfi Hasan Ishak, Djoko Susilo, dan lainnya. Mereka hanya menjadi sampah sejarah. Memalukan. Tak memberikan kebanggaan sedikitpun bagi Mukmin dan Muslim. Wallahu'alam.

Akibat Penyakit Asam Urat dalam Membentuk Batu Ginjal

Sudah jatuh, tertimpa tangga. Mungkin pepatah ini cocok bagi penderita asam urat yang sudah mencapai fase penyakit berikutnya, batu ginjal. Bagaimana tidak? Sendi terasa ngilu, otot pun terasa nyeri. Ditambah lagi, pegal di pinggang dan rasa sakit yang hebat pada saluran kencingnya. Lalu, di mana letak hubungan asam urat dengan batu ginjal?

Tingginya kadar asam urat dalam darah (hiperurisemia) ternyata bisa meningkatkan risiko perkembangan penyakit ginjal. Bahkan lebih dari itu, hiperurisemia memiliki hubungan dengan hipertensi dan kelainan kardiovaskular. Demikian publikasi dari hasil studi yang dikeluarkan Journal of The American Society Nephrology (JASN) pada akhir tahun 2008.

Sementara itu, dr. Rudolf dan rekan-rekannya dari Lembaga Kesehatan Masyarakat bagian Timur Vienna juga melihat hubungan antara peningkatan kadar asam urat dengan penyakit ginjal. Para peneliti tersebut membagi 21.475 orang yang dilibatkan dalam studinya ke dalam tiga kelompok, yaitu kelompok I (kadar asam urat normal), kelompok II (urisemia ringan), dan kelompok III (urisemia tinggi). Studi dilakukan dengan cara mengamati Nilai Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) pasien selama 7 tahun. Hasilnya, terlihat bahwa pasien kelompok II memiliki risiko mengalami penyakit ginjal 1,26 kali lebih besar dari kelompok I. Sementara kelompok III memiliki risiko mengalami penyakit ginjal 1,63 kali kelompok I.

Mekanisme hubungan asam urat dan batu ginjal

Asam urat merupakan hasil akhir metabolisme purin. Pada batas-batas tertentu asam urat dibutuhkan oleh tubuh untuk membentuk inti sel. Karena tubuh membutuhkan zat tersebut, maka tubuh memproduksi sendiri secara alami. Asam urat yang diproduksi sendiri oleh tubuh berasal dari pemecahan asam amino non esensial. Namun yang dibutuhkan hanya sedikit, sisanya dikeluarkan melalui air seni. Pada orang-orang yang mengalami gangguan metabolisme asam urat, terjadi pembentukan asam urat yang berlebihan dan gangguan pengeluarannya. Akibatnya, terjadi penumpukan asam urat di dalam darah. Penumpukan asam urat akan semakin besar jika makanan yang dikonsumsi mengandung purin.

Makanan yang mengandung purin dapat dikategorikan menjadi 3 kelompok, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Makanan yang mengandung purin tinggi di antaranya jeroan, melinjo, kerang, cumi, udang, kaldu, dan sarden. Kemudian kategori purin sedang seperti kacang-kacangan , taoge, oncom, tempe, tahu, tape, bir, durian, bayam, kangkung, dan daging-dagingan. Adapun makanan rendah purin seperti telur, susu, keju, buah-buahan, dan padi-padian.

Di bawah mikroskop asam urat dapat dilihat bahwa bentuk asam urat seperti kristal. Jadi, jika kadar asam urat di dalam darah tinggi maka kristal-kristal ini akan terkumpul di persendian. Hal ini disebabkan sendi merupakan bagian tubuh yang paling mudah dihinggapi kristal- kristal tersebut. Kristal- kristal ini akan menyebar di dalam rongga-rongga sendi yang umumnya menjadi penumpukan kristal asam urat seperti jari tangan serta jari kaki dan pergelangan kaki.

Saat meradang, sendi akan terasa ngilu, sakit, bengkak, dan berwarna kemerahan. Dampak jangka pendek dari asam urat adalah timbulnya kesakitan yang dapat mengganggu aktivitas. Sementara dampak jangka panjang menimbulkan batu ginjal yang jika dibiarkan dapat menyebabkan gagal ginjal.
Kurangnya pengeluaran asam urat melalui air seni bukan saja meningkatkan pembentukan batu asam urat di ginjal tetapi juga batu kalsium oksalat. Menurut seorang ahli yang bernama Emmerson, “Terbentuknya kedua jenis batu tersebut secara bersamaan dapat disebabkan karena asam urat merupakan inti untuk terbentuknya batu kalsium oksalat.”
Pembentukan batu asam urat ini juga dipengaruhi oleh bertambahnya keasaman air seni dan tingginya kadar asam urat di dalam air seni. Sementara di sisi lain, keberadaan zat sitrat dan glikosaminoglikan bisa menghambat pembentukan batu tersebut. Selain tingginya kadar asam urat dalam urin, faktor lain yang mempengaruhi pembentukan batu asam urat berupa volume air seni yang lebih sedikit.
Keberadaan batu asam urat menyebabkan tekanan di dalam ginjal dan pembuluh darah menjadi tinggi. Hal itu menyebabkan bertambahnya ketebalan dinding pembuluh darah dan berkurangnya aliran darah ke ginjal sehingga mengakibatkan kerusakan pada ginjal.

Mencegah lebih baik dari mengobati

Betul, jika sudah terkena penyakit, selain rasa sakit itu sendiri yang sangat tidak enak dirasakan, kita juga akan dipaksa mengeluarkan uang yang lebih banyak. Penyakit asam urat mudah sekali kambuh. Untuk mencegahnya, hindari makanan tinggi purin, hindari kelelahan,dan banyak minum air putih. Dengan banyak minum air putih, kita akan sering buang air seni. Artinya, banyak pula asam urat yang dikeluarkan dari tubuh. Dan yang jangan sampai dilupakan, jangan suka menahan air seni jika sudah kebelet pipis.

Pengendalian kadar asam urat juga bisa dilakukan lewat konsumsi herbal. Beberapa herba terbukti bisa mengatasi penyakit asam urat, misalnya sidaguri, sambiloto, salam, belimbing wuluh, seledri, dsb. Penyajiannya bisa lewat konsumsi langsung, baik sebagai lalapan atau bahan minuman. Bahkan untuk memudahkan konsumsi secara instan, beberapa produsen mengeluarkan produk herbal dalam bentuk kapsul, misalnya kapsul herbal Sidaguri.

Menyajikan herba dalam bentuk teh juga bisa menciptakan suasana yang lebih santai, rileks, dan tidak terkesan sakit. Seperti halnya anak kecil yang menolak obat, kita pun seringkali enggan untuk meminum obat. Namun, berbeda rasanya jika ditawari suguhan teh. Nah, teh seperti ini biasa disebut dengan Teh Herbal. Ternyata, nggak cuma nyantai, budaya ngeteh juga bisa menjaga kesehatan. S

Ginjal dan Uji laboratorium fungsi ginjal

Ginjal adalah organ berbentuk seperti kacang yang terletak di sisi kiri dan kanan tulang belakang. Tepatnya, di bagian pinggang agak ke atas.

Dari ginjal keluar saluran, yang disebut ureter, menuju kandung kencing. Di kandung kencing, air kencing ditampung untuk sementara waktu. Jika sudah banyak, akan dikeluarkan ke luar tubuh lewat saluran yang disebut uretra.

Glomerulus

Fungsi ginjal adalah menyaring darah. Hasil saringannya berupa sampah metabolisme dan air. Hasil saringan tersebut akan dikeluarkan dalam bentuk air kencing. Dalam sehari, ginjal menyaring sekitar 200 liter darah. Hasilnya adalah sekitar 2 liter air kencing.

Unit penyaring ginjal disebut glomerulus. Unit ini berfungsi persis seperti saringan teh. Hanya molekul-molekul kecil saja yang bisa lewat, sedangkan darah, protein, dan molekul besar lainnya tetap berada di pembuluh darah.

Molekul kecil yang lolos dari saringan glomerulus terdiri dari sampah metabolisme, air, dan bahan-bahan yang masih dibutuhkan oleh tubuh. Nah, unit yang berada di hilir glomerulus yang disebut tubulus akan memilah bahan tersebut. Bahan yang masih dibutuhkan seperti air, garam, elektrolit, diserap kembali. Sedangkan produk sampah dibiarkan keluar menjadi air kencing.

Mampet atau bolong

Sebagian besar penyakit ginjal mengenai unit penyaring, sehingga proses penyaringan menjadi terganggu. Ada dua macam gangguan, pertama saringan mampet, atau saringan bolong. Jika saringan mampet, maka sampah metabolisme akan tertahan di dalam tubuh, sedangkan jika saringan bolong, maka protein, sel darah, dan molekul besar lainnya akan lolos ke air kencing.

Banyak hal yang bisa menyebabkan kerusakan unit penyaring, antara lain penyakit ginjal diabetes, keracunan obat atau bahan tertentu, cedera ginjal, infeksi ginjal, batu ginjal, kanker, dan lain sebagainya.

GFR

Untuk mengetahui apakah ginjal masih berfungsi normal perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan tersebut meliputi:

1. Pemeriksaan protein urin

Normalnya, air kencing bebas dari protein. Jika ditemukan protein di dalam air kencing, disebut proteinuria, menandakan unit penyaring ginjal bolong.

2. Pemeriksaan kreatinin darah

Kreatinin dalah substansi hasil aktifitas otot. Jika ginjal normal, kreatinin akan dikeluarkan bersama air kencing. Jika unit penyaring ginjal mampet, maka nilai kreatinin dalam darah meningkat. Nilai normal kreatinin adalah 0,6 – 1,2 mg/dL. Jika nilainya di atas itu, bermakna ginjal mengalami gangguan.

3. Pemeriksaan ureum darah

Ureum adalah hasil metabolisme protein tubuh. Seperti halnya kreatinin, ureum juga dikeluarkan bersama air kencing. Jika ginjal mampet, maka nilainya dalam darah akan meningkat. Nilai normal ureum darah adalah 7 – 20 mg/dL. Jika ureum di atas 20 mg/dL, berarti fungsi ginjal mengalami gangguan.

4. Uji laju filtrasi glomerulus (glomerulus filtration rate, GFR)

Uji GFR merupakan uji fungsi ginjal yang paling akurat. Pada uji ini, disuntikkan bahan tertentu ke dalam pembuluh darah, lalu dipantau laju pengeluarannya di air kencing. Nilai normalnya adalah 90 ml/menit/1,73m2 luas permukaan tubuh. Jika kurang dari nilai tersebut, berarti fungsi ginjal terganggu.

Thursday 2 May 2013

Antara Dahulu dan Sekarang, Di mana Dirimu Berada?

Dahulu mereka merupakan sebuah komunitas yang dianggap shalih. Sangat puritan. Memiliki karakter yang sangat khas, dan berbeda dengan kalayak lainnya. Dengan mudah menemukannya ditengah-tengah kehidupan yang ramai.

Seiring berjalannya waktu semuanya menjadi berubah. Karakter dasar mereka menjadi berubah. Seperti tak nampak lagi. Seperti tertelan oleh alam. Seperti hilang bersama angin kehidupan. Tanpa bekas. Kemudian, menjadi sangat aneh. Kemuliaan, keshalihan, puritan, dan bersahaja, semuanya menjadi hilang.

Memang, tidak mudah tetap "beriltizam bil Islam" (komitmen terhadap Islam), diakhir zaman, diumpamakan seperti memegang bara api. Betapa beratnya hidup di akhir zaman, bisa tetap istiqomah dengan Islam, sebagai dinul haq, dan tetap menjadikan pedoman hidup.

Dahulu. Masih melihat mereka nampak selalu memegang mush'af Qur'an. Di kenderaan, seperti di bus, kereta, angkot, kampus, kantor, dan tempat lainnya. Sekarang sudah sangat langka. Mush'af Qur'an di gantikan blackberry, samsung, dan nokia, sebagai "dzikir" baru mereka disetiap saat.

Dahulu. Usai shalat shubuh, tidak bergegas pergi, tetapi masih membaca Qur'an, membaca ma'syurat, wirid yang diajarkan oleh Rasullullah Shallahu alaihi wassalam.

Sekarang, usai shalat shubuh, tak lagi terdengar lantunan Qur'an atau ma'syurat. Begitu usai shalat shubuh langsung bergegas, memegang blackberry, samgsung, nokia, atau IPad, mengurai berbagai pekerjaan, dan berkomunikasi dengan relasi. Itu lebih penting dibandingkan membaca al-Qur'an atau ma'syurat.

Mereka yang dahulu shalih, puritan, dan bersahaja, sudah berubah. Menjadi pemimpin partai, gerakan, dan organisasi yang orientasinya pada harta, kekayaan, kemewahan, dan dimulai dengan merebut kekuasaan. Bukan lagi menegakkan kalimatullah atau syariah-Nya. Itu sudah tidak penting lagi.

Sekarang, mereka membalutnya dengan berbagai diksi (kata), yang diuntai dengan kalimat yang sangat indah,dan diungkapkan dengan penuh retorika, sampai mendapat julukan oleh para pengikutnya sebagai "soekarno muda" atau "pemimpin masa depan", yang sejatinya sang "tokoh" hanyalah tukang merangkai kata-kata, yang tanpa isi serta makna apapun.

Dahulu. Acara pernikahan dipisahkan antara pengantin perempuan dengan laki. Para undangan pun dipisahkan antara laki dengan perempuan. Tak disatukan. Karena dilarang. Benar-benar dijaga. Jangan sampai terjadi "ihtilat" (campur), dan dapat menimbulkan ekses negatif.

Dahulu. Laki-laki tak berani menatap wajah perempuan. Laki-laki selalu menundukan pandangannya. Bahkan, para perempuan (akhwat), jika berbicara dengan laki-laki tak berani menatap wajahnya.

Sebagian dikalangan kampus, dahulu, para aktivis perempuan, kalau duduk membelakangi para laki-laki (ikhwan)nya, sehingga seakan menjadi aneh. Tetapi, sekarang tidak lagi seperti itu, dan sudah banyak yang terkena penyakit virus "ungu" (berpacaran).

Dahulu. Para pekerja di kantor dilarang menerima uang "subhat", dan banyak para pegawai yang mentaatinya, dan tidak mengambil barang subhat itu, dan dibiarkan di laci mereka. Kalau pun diambil paling-paling hanya digunakan untuk sumbangan membangun jalan, wc, dan tempat yang tidak berkaitan dengan kehidupan langsung mereka.

Sekarang, tidak ada lagi shubhat, halal,dan haram.Semua sudah boleh, dan dihalalkan. Harampun sekarang menjadi halal. Dengan berbagai dalih. Inilah perubahan. Perubahan di era baru dalam kehidupan.

Dahulu. Mereka sangat suka masjid. Acara-acara yang mereka selenggarakan lebih Islami. Tak terlepas motivasi adanya kebersihan, dan semua diorientasikan kepada kedekatan dengan Allah Rabbul Alamin. Tak mau berbuat dosa.

Tak mengenal namanya hotel. Apalagi hotel mewah. mall, plaza, cafe, dan tempat-tempat yang dapat membuat jatuh ke tempat maksiat.

Sekarang setiap kegiatan acara selalu lekat dengan hotel mewah. Seakan kurang afdhal, kalau tidak ditempat yang sangat "mewah", dan itu sudah menjadi bagian hidup mereka.

Lobbi hotel, mall, plaza, dan cafe, tak pernah ketinggalan. Karena, tempat-tempat itu, sangat kosmopolitan. Kalau ingin dinilai sebagi komunitas atau gerakan modern, maka harus lebih dekat dengan tempat-tempat modern.

Dahulu. Mereka selalu lekat dengan seni dan budaya yang Islami, dan penuh dengan nuansa Islami. Tak suka dengan berbagai budaya dan seni, yang penuh dengan gairah, yang menyebabkan lahirnya nafsu. Apalagi, dengan kegiatan budaya seni, yang lebih mempertontonkan aurat dan syahwat.

Sekarang budaya seni Islami yang pernah mereka tumbuhkan dan menjadi salah satu "brand image" gerakan mereka, kemudian luruh dan hilang, bersamaan dengan orientasi mereka dengan budaya seni yang lebih mengedepankan syahwat dan nafsu.

Makanya, tak jarang mereka menyelenggarakan acara-acara yang selalu dibumbui dengan budaya dan seni yang lebih mengundang syahwat. Bukan membuat mereka menjadi lebih dekat dengan budaya Islam.

Seperti menampilkan musik "dangdut" pada setiap acara yang mereka selenggarakan. Maka, tak aneh mereka mempunyai hubungan dekat dengan artis-artis "suur". Karena kalkusinya hanya ingin mendapatkan suara yang banyak.

Semua yang dahulu dikenal shalih, puritan, dan bersahaja, berubah. Secara total. Dalam segala aspek kehidupan mereka. Membangun rumah bermilyar-milyar. Apartemen-apartemen eksklusif.Bahkan, hidup di bukit-bukit diatas villa.

Tetapi, kalau bertemu pengikutnya berlagak miskin, dan suka kepada kemiskinan, merakyat dan menampakkan kehidupan yang bersahaja. Sejatinya hanya sekadar mengelebahui para pengikutnya dan rakyat.

Dahulu. Mereka suka mengajarkan tentang kebenaran, kejujuran, amanah, dan pengorbanan. Mereka selalu menampakan sikap-sikap mulia, tidak menunjukan pamrih, dan motive yang ambisius terhadap kehidupan duniawi. Sungguh segala dilakukan dengan ikhlas.

Tetapi, sekarang mereka menjadi kumpulan orang-orang yang tamak, dan rakus, dan tak mengindahkan aturan moral. Segalanya menjadi dibolehkan, dan tidak ada lagi yang dianggap tabu.

Makanya,di akhir zaman ini, kehidupan penuh dengan kepalsuan, kepura-puraan, dan tidak ada yang sungguh-sungguh. Hanya terkadang mereka pandai menyuguhkan sebuah adegan yang sangat baik, baik untuk membodohi, menipu, dan mendustai para pengikutnya dan rakyat. Dengan gaya berpura-pura. Semuanya itu hanya berpura-pura.

Pura-pura cinta kepada rakyat. Pura-pura berkerja untuk rakyat. Berpura-pura harmoni dengan kehidupan rakyat miskin. Semua itu hanya satu tujuannya, yaitu menipu rakyat. Tidak ada yang lain. Hanya menipu rakyat. Menjelang pemilu atau pilkada.

Berpura-pura menjadi orang yang shalih, dan menjadi orang yang paling cinta kepada rakyat, menjadi orang yang sungguh-sungguh bekerja untuk rakyat, dan berpura-pura bisa hidup harmoni dengan rakyat. Usai pemilu semua akan berubah. Tak berbekas. Karena motivasinya hanya ingin menipu rakyat.

Diatas segalanya yang paling penting, tentu sang "tokoh" ini memiliki kemampuan menyihir para pengikutnya, dan para pengikutnya menjadi kagum, fanatik, dan taklid. Para pengikutnya berubah menjadi seperti "benda" mati. Tanpa akal.

Pengikutnya akan selalu memanjakan sang "tokoh", dan mau bertindak apa saja demi sang "tokoh" yang menjadi idolanya. Mereka menjadi mesin yang efektif di setiap waktu, dan akan selalu membelanya dengan seluruh yang mereka miliki. Wallahu'alam.

Sunday 28 April 2013

Keutamaan meninggal pada hari Jum'at atau malam Jum'at

Para ulama menyebutkan bahwa salah satu tanda seorang muslim mati dalam keadaan husnul khatimah adalah ia mati pada malam Jum’at atau hari Jum’at.

Pendapat tersebut didasarkan kepada beberapa hadits berikut ini.

[1]. Hadits dari jalur Hisyam bin Sa’ad dari Sa’id bin Abi Hilal dari Rabi’ah bin Saif dari Abdullah bin Amru bin Ash radhiyallahu ‘anhuma berikut ini.

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ” مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوتُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ إِلَّا وَقَاهُ اللهُ فِتْنَةَ الْقَبْرِ “

Dari Abdullah bin Amru bin Ash radhiyallahu ‘anhuma dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “Tidak ada seorang muslim pun yang meninggal pada hari Jum’at atau malam Jum’at kecuali Allah akan menjaganya dari fitnah kubur.” (HR. Ahmad no. 6582 dan At-Tirmidzi no. 1074)

Setelah meriwayatkan hadits tersebut, imam at-Tirmidzi melemahkannya dengan berkata: “Hadits ini gharib. Sanad hadits ini tidak bersambung, karena perawi Rabi’ah bin Saif sebenarnya hanya meriwayatkan dari Abu Abdurrahman al-Hubuli dari Abdullah bin Amru. Kami tidak mengetahui Rabi’ah bin Saif mendengar langsung dari Abdullah bin Amru.” (Sunan At-Tirmidzi, 3/378, hadits no. 1074)

Imam al-Mundziri dalam At-Targhib wa At-Tarhib juga melemahkan hadits ini.

Syaikh Ahmad Syakir berkata: “Sanadnya lemah, karena sanadnya terputus.” Beliau lalu menyebutkan sanadnya dan penjelasan imam At-Tirmidzi di atas. (Musnad Imam Ahmad, 6/153, hadits no. 6582 dengan tahqiq Syaikh Ahmad Syakir)

Syaikh Syu’aib al-Arnauth berkata, “Sanadnya lemah, karena perawi Rabi’ah bin Saif tidak mendengar dari Abdullah bin Amru. Dia (Rabi’ah bin Saif) dan perawi Hisyam bin Sa’ad adalah dua perawi yang lemah.” (Musnad Imam Ahmad, 11/147, hadits no. 6582, dengan tahqiq Syaikh Syu’aib Al-Arnauth)

[2]. Hadits di atas diriwayatkan dari jalur sanad lainnya berikut ini.

Imam Ahmad berkata: Telah menceritakan kepada kami perawi Suraij, telah menceritakan kepada kami (perawi Suraij) perawi Baqiyah, dari Mu’awiyah bin Sa’id dari Abu Qabil dari Abdullah bin Amru bin Ash berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda:

” مَنْ مَاتَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ وُقِيَ فِتْنَةَ الْقَبْرِ “

“Barangsiapa meninggal pada hari Jum’at atau malam Jum’at maka ia akan dilindungi dari fitnah kubur.” (HR. Ahmad no. 6646)

Syaikh Ahmad Syakir berkata: “Sanadnya lemah, karena perawi Baqiyah bin Muslim adalah seorang mudallis (perawi yang memanipulasi sanad) dan dalam sanad ini ia tidak menegaskan mendengar secara langsung (dari Mu’awiyah).” (Musnad Ahmad dengan tahqiq Syaikh Ahmad Syakir, 6/204)

Syaikh Syu’aib al-Arnauth berkata: “Sanadnya lemah. Perawi Baqiyah (yaitu Baqiyah bin Muslim al-Himshi) mentadlis dari para perawi yang lemah dan melakukan tadlis taswiyyah, bahkan memperbolehkannya. Perawi Mu’awiyah bin Said bin Syuraij at-Tujaibi al-Fahmi al-Mishri, hanya dinyatakan tsiqah oleh Ibnu Hibban saja.” (Musnad Ahmad dengan tahqiq Syu’aib al-Arnauth, 11/226-227)

Adapun perawi Abu Qabil (namanya adalah Huyai bin Hani al-Mu’afiri) dinyatakan tsiqah oleh lebih dari seorang ulama, imam Ibnu Hibban menyebutkannya dalam kitabnya Ats-Tsiqat dan berkata: Dia juga seorang perawi yang keliru-keliru. Imam As-Saji menyebutkannya dalam kitabnya Adh-Dhu’afa’ (Para perawi yang lemah). Dan diriwayatkan dari Imam Ibnu Ma’in bahwa ia melemahkannya.” (Musnad Ahmad dengan tahqiq Syu’aib al-Arnauth, 11/225)

Al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani juga melemahkan perawi Abu Qabil dalam kitabnya Ta’jilul Manfa’ah.

[3]. Hadits riwayat imam Abu Ya’la dalam musnadnya dan Ibnu ‘Adi dalam Al-Kamil fi adh-Dhu’afa’.

Imam Abu Ya’la berkata: Menceritakan kepada kami perawi Abu Ma’mar Ismail bin Ibrahim, menceritakan kepada kami perawi Abdullah bin Ja’far dari Waqid bin Salamah dari Yazid ar-Raqasyi, dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda:

«مَنْ مَاتَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وُقِيَ عَذَابَ الْقَبْرِ»

“Barangsiapa meninggal pada hari Jum’at maka ia akan dilindungi dari siksa kubur.” (HR. Abu Ya’la no. 4113 dan Ibnu ‘Adi dalam Al-Kamil, 7/2554)

Syaikh Ahmad Syakir berkata: “Makna hadits ini juga diriwayatkan dari jalur Anas bin Malik dlam Musnad Abu Ya’la. Namun sanadnya lemah juga, sebagaimana disebutkan oleh (Al-hafizh Nuruddin al-Haitsami) dalam Majma’uz Zawaid dan (Al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani) dalam Fathul Bari.” (Musnad Ahmad dengan tahqiq Ahmad Syakir, 6/204)

Syaikh Syua’aib al-Arnauth berkata: “Di dalam sanadnya ada perawi Waqid bin Salamah dan Yazin bin Abban ar-Raqasyi. Keduanya adalah perawi yang lemah.” (Musnad Ahmad dengan tahqiq Syu’aib al-Arnauth, 11/149)

Syaikh Husain Salim Asad dalam tahqiqnya atas Musnad Abu Ya’la juga melemahkan sanad hadits ini.

[4]. Hadits riwayat imam Abu Nu’aim al-Asbahani dalam Hilyatul Awliya’.

Dari Umar bin Musa bin Wajih dari Muhammad bin Munkadir dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda:

«مَنْ مَاتَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ أُجِيرَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَجَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَيْهِ طَابَعُ الشُّهَدَاءِ»

“Barangsiapa meninggal pada hari Jum’at atau malam Jum’at niscaya ia akan dijauhkan dari siksa kubur dan pada hari kiamat ia akan datang dengan memiliki tanda orang mati syahid.” (HR. Abu Nu’aim al-Asbahani dalam Hilyatul Awliya’ wa Thabaqat al-Ashfiya’, 3/155)

Setelah meriwayatkan hadits ini, imam Abu Nu’aim al-Asbahani mengatakan: “Hadits ini gharib dari hadits Jabir dan Muhammad bin Munkadir. Hanya diriwayatkan oleh Umar bin Musa, dan ia adalah seorang penduduk Madinah, ia adalah perawi yang lemah.” (Abu Nu’aim al-Asbahani, Hilyatul Awliya’ wa Thabaqat al-Ashfiya’, 3/155)

Syaikh Syu’aib al-Arnauth menulis tentang perawi Umar bin Musa bin Wajih: “Imam Abu Hatim berkata: “Ia adalah pemalsu hadits.” Imam An-Nasai dan Ad-Daraquthni berkata: “Ia matruk (tertuduh memalsu hadits).” Imam Ibnu ‘Adi berkata: “Ia termasuk perawi yang memalsukan hadits, matan maupun sanadnya.” (Musnad Ahmad dengan tahqiq Syaikh Syu’aib al-Arnauth, 11/149)

Syaikh Ahmad Syakir berkata: “Hadits Jabir diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah, 3/155-156, dan dalam sanadnya ada kelemahan.”(Musnad Ahmad dengan tahqiq Syaikh Ahmad Syakir, 6/204)

Kedudukan hadits:

Inilah Abdullah bin Amru bin Ash tentang keutamaan meninggal pada hari Jum’at atau malam Jum’at. Hadits tersebut secara sanad lemah, dan terdapat dua hadits lainnya yang menunjukkan keutamaan yang sama, yaitu hadits Anas bin Malik dan Jabir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu. Secara sanad, kedua hadits tersebut juga lemah, bahkan lebih lemah dari hadits Abdullah bin Amru bin Ash.

Kesimpulan hadits:

1. Hadits tentang keutamaan meninggal pada hari Jum’at atau malam Jum’at diriwayatkan dari jalur sahabat Abdullah bin Amru bin Ash, Anas bin Malik dan Jabir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhum.

2. Imam Abul ‘Ala’ Muhammad Abdurrahman bin Abdurrahim al-Mubarakfuri dalam bukunya Tuhfatul Ahwadzi Syarh Sunan Tirmidzi menyatakan hadits Anas bin Malik dan Jabir bin Abdullah bisa menguatkan kelemahan hadits Abdullah bin Amru bin Ash. Sehingga dari keseluruhan jalur sanadnya, hadits tersebut naik derajatnya menjadi hadits hasan atau hadits shahih, yang bisa dipegangi sebagai hujjah untuk menyatakan adanya keutamaan khusus bagi orang yang meninggal padda hari Jum’at atau malam Jum’at.

Pendapat ini diikuti oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani dalam bukunya, Ahkamul Janaiz.

3. Sebagian besar ulama hadits menganggap hadits Anas bin Malik dan Jabir bin Abdullah tidak bisa menguatkan kelemahan hadits Abdullah bin Amru bin Ash. Sebab kelemahan sanad kedua hadits tersebut justru lebih parah daripada kelemahan sanad hadits Abdullah bin Amru bin Ash. Dengan demikian, ketiga hadits tersebut tetap berderajat dha’if (lemah) dan tidak bisa dijadikan hujjah untuk menyatakan ada keutamaan khusus bagi bagi orang yang meninggal padda hari Jum’at atau malam Jum’at. Pendapat ini, wallahu a’lam, adalah pendapat yang lebih kuat dan lebih dekat kepada kebenaran.

4. Andaikata kita mengikuti pendapat ulama yang menyatakan hadits tersebut hasan atau shahih sekalipun, maka bukan berarti setiap muslim dan muslimah yang meninggal pada hari Jum’at atau malam Jum’at telah meraih husnul khatimah. Status husnul khatimah lebih kuat berkaitan dengan amal perbuatan orang yang meninggal, daripada dengan tempat dan waktu orang tersebut meninggal.

Misalnya:

a. Seorang muslim atau muslimah meninggal dalam keadaan melakukan kemaksiatan (berzina, mabuk, merampok, meninggalkan shalat, meninggalkan shaum Ramadhan dan lain-lain), maka bisa diyakini ia mati dalam keadaan suul khatimah, meskipun ia meninggal pada malam Jum’at atau hari Jum’at.

b. Seorang muslim atau muslimah meninggal dalam keadaan melakukan ketaatan (melaksanakan shalat, shaum Ramadhan, membaca Al-Qur’an, menengok orang sakit, memuliakan tamu, berperang di jalan Allah, dan lain-lain), maka bisa diyakini ia mati dalam keadaan husnul khatimah, meskipun ia meninggal pada selain hari Jum’at atau selain malam Jum’at.

c. Jika seorang muslim atau muslimah meninggal dalam keadaan melakukan ketaatan pada hari Jum’at atau malam Jum’at, maka bisa diyakini bahwa ia meninggal dalam keadaan husnul khatimah.

5. Kematian adalah rahasia yang hanya diketahui oleh Allah Ta’ala. Kematian datang secara tiba-tiba tanpa bisa disangka waktu dan tempatnya. Oleh karenanya sudah seharusnya kita senantiasa mempersiapkan bekal amal shalih sebaik-baiknya untuk menghadap Allah Ta’ala, sebelum kematian datang menjemput kita. Wallahu a’lam bish-shawab.

Halusinasi Penginjil Kedar Ministry, Surganya Hanya di Angan-Angan

PARA PENGINJIL semakin vulgar menyatakan permusuhan terhadap umat Islam. Lembaga penginjilan Kedar Ministry terang-terangan menyatakan bahwa lembaga ini didirikan untuk mengkristenkan umat Islam. Dalam website muslim-murtad###.com dipaparkan misi dan visi sbb:

“Misi kami adalah menjangkau jiwa-jiwa muslim yang tersesat dan membuka mata nuraninya agar mereka tahu bahwa di dalam Islam tidak ada kepastian keselamatan, dan mengabarkan kabar sukacita karena ada Juruselamat yang menjamin 100% keselamatan adalah Tuhan Yesus Kristus/Isa Almasih.”

Dalam artikel “Mengapa Para Mukmin Gelisah Akan Kiamat?” penginjil Kedar Ministry berusaha memurtadkan umat Islam dengan tudingan bahwa dalam Islam tidak ada jaminan keselamatan. Tuduhan ini ditopang dengan asumsi bahwa umat Islam takut menghadapi hari Kiamat.

Untuk memaksakan kesimpulan bahwa dalam Islam tidak ada jaminan keselamatan surgawi, mereka menyandarkan asumsi pada pendapat seseorang yang tidak jelas indentitasnya. Lucunya, pendapat seorang anonim yang diklaim sebagai hajjah dari Malaysia ini dijadikan sebagai asumsi umum seluruh umat Islam:

“Pada umumnya, kita masih bingung apabila memikirkan saat kematian. Ke manakah saudara akan pergi? Sorga atau neraka? Selain biasanya sulit untuk dijawab, pertanyaan ini juga membingungkan… Seorang Hajjah dari Malaysia pernah berkata, “Saya tetap takut dengan kiamat, walau saya rajin berpuasa, saleh, dan hidup sebaik-baiknya. Saya tidak yakin Allah akan menerima saya pada hari akhir.”

Ketakutan seorang anonim itu dijadikan kesimpulan bahwa umat Islam takut terhadap hari Kiamat karena Islam tidak menjamin keselamatan surgawi. Kedar menulis:

“Menurut ajaran agama Islam, karena Allah Mahakuasa, Allah menentukan masalah keselamatan tanpa memberitahu kepada manusia apakah ia akan masuk sorga atau neraka. Sehingga, walaupun seseorang beramal dan saleh, beriman pada Allah dan mengharap pada pengampunan Allah yang "Arrahmaanir rahim," ia masih akan selalu ragu-ragu apakah ia akan selamat sesudah meninggal dunia atau tidak.”

...Semakin penginjil menyerang akidah Islam, yang terungkap justru kejahilan sang penginjil dan kebobrokan agamanya...

Sebuah hadits shahih tak luput dari sasaran kejahatan penginjil Kedar. Sabda Nabi diperalat untuk menuduh umat Islam tidak selamat dari neraka karena hanya karena dosa yang kecil umat Islam tidak akan masuk surga. Kedar menulis:

“Dosa kecil punya arti besar. Salah satu hadits berbunyi, "Tiada masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat sebesar biji sawi dari kesombongan" (HR Muslim). Ucapan ini sangat berat. Karena ada dosa sekecil apapun dan kenyataan Allah mempunyai kuasa mutlak, para Mukmin ragu-ragu mengenai nasibnya pada hari pembalasan.”
ARGUMEN AKROBATIK, LOGIKA PENGINJIL JUNGKIR BALIK

Itulah argumen akrobatik penginjil untuk memurtadkan umat Islam. Wawasan lemah dan minimnya data dipaksakan untuk menyerang akidah Islam yang mulia dan ilmiah. Semakin penginjil menyerang akidah Islam, yang terungkap justru kejahilan sang penginjil dan kebobrokan agamanya.

Pertama, bohong besar tuduhan penginjil bahwa umat Islam tidak terjamin surga dan keselamatannya di akhirat. Dalam banyak ayat Allah menjamin surga bagi umat Islam sekaligus akan dihindarkan dari api neraka:

“Orang-orang yang beriman (Islam) dan mengerjakan amalan shaleh, kelak akan Kami masukkan ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah telah membuat suatu janji yang benar. Dan siapakah yang lebih benar perkataannya daripada Allah?” (Qs An-Nisa’ 122; baca juga: Al-Baqarah 82, An-Nisa’ 57, Al-A’raf 42, Yunus 9, Hud 23, Ar-Ra’d 29, Ibrahim 23, Al-Kahfi 107, Maryam 60, Thaha 75, Al-Hajj 14, 23, 56, Al-‘Ankabut 7, 58, Ar-Rum 15, Luqman 8, As-Sajdah 19, Asy-Syura 22, Al-Jatsiyah 30, At-Taghabun 9, At-Thalaq 11, Al-Buruj 11, dll).

Rasulullah SAW dalam banyak sabdanya juga menggaransi umatnya akan masuk surga dan terbebas dari neraka. Tak heran jika kitab Shahih Muslim jilid I terdapat dua bab khusus: “Keimanan yang Membawa Seseorang Masuk ke dalam Surga" dan bab "Orang yang Menghadap Tuhannya dengan Kebulatan Iman yang Mantap, Akan Dimasukkan dalam Surga dan Dihindarkan dari Api Neraka,”

Dalam hadits riwayat Bukhari disebutkan, suatu hari Rasulullah SAW ditanya oleh seorang laki-laki, “Tunjukkan kepadaku amalan apa yang dapat memasukkan aku ke dalam surga?” Rasulullah SAW menjawab: "Menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apa pun, menegakkan shalat, membayar zakat dan menghubungi sanak kerabat.”

“Barangsiapa bersaksi tiada Tuhan selain Allah, Tuhan Yang Maha Esa tiada sekutu bagi-Nya, bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, dan bahwa Isa (yang terjadi dengan) kalimat-Nya, yang disampaikan-Nya kepada Maryam dan (dengan tiupan) ruh dari-Nya, dan bahwa surga adalah haq (benar) dan neraka haq, niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga dengan amalan apa pun yang telah ia perbuat” (HR Bukhari).

Bahkan umat Islam yang hanya memiliki setitik iman pun punya kesempatan masuk surga, meski sempat masuk neraka karena memiliki dosa selama di dunia. Rasulullah SAW bersabda:

“Bila ahli surga telah masuk surga dan ahli neraka telah masuk neraka, maka Allah SWT akan berkata, “Orang yang di dalam hatinya ada setitik iman, hendaklah dikeluarkan. Maka mereka pun keluar dari neraka” (HR Bukhari dan Muslim).

“Dikeluarkan dari neraka orang yang mengucapkan (Laa Ilaaha Illallah) dan di dalam hatinya ada seberat biji dari kebaikan (iman)” (HR Bukhari dan Muslim).

Bahkan Allah SWT bersumpah akan mengeluarkan orang yang mengucapkan syahadatain itu dari neraka.

Dari Anas RA, Rasulullah SAW bersabda bahwa Allah SWT berfirman: “Demi Izzah-Ku, demi Jala-Ku, demi Kesombongan-Ku dan demi Keagungan-Ku, Aku pasti keluarkan (dari neraka) orang yang mengucapkan (Laa ilaaha illallah)” (HR Bukhari)

...Bohong besar tuduhan penginjil bahwa umat Islam tidak terjamin keselamatannya di akhirat. Dalam banyak ayat Allah menjamin surga bagi umat Islam sekaligus akan dihindarkan dari api neraka...

Meski sudah dijamin masuk surga, umat Islam tidak boleh takabur dengan memastikan dirinya masuk surga, karena kunci-kunci ilmu ghaib hanya Allah saja yang Maha Tahu (Qs Al-An’am 59). Dalam hadits shahih riwayat Bukhari, Rasulullah SAW merinci lima kunci ilmu ghaib, yaitu: 1) apa yang terjadi esok hari, 2) apa yang dikandung oleh rahim, 3) kapan turun hujan, 4) di bumi mana seseorang akan meninggal, 5) kapan terjadi hari kiamat.

“Kunci-kunci ilmu gaib ada lima, hanya Allah yang mengetahuinya: tidak ada yang tahu apa yang terjadi esok hari kecuali Allah, tidak ada yang tahu apa yang dikandung oleh rahim kecuali Allah, tidak ada yang tahu kapan turun hujan kecuali Allah, tidak ada seorang pun yang tahu di bumi mana dia akan meninggal, dan tidak ada yang tahu kapan terjadi hari kiamat kecuali Allah” (HR Bukhari).

Karena tidak tahu apa yang akan terjadi di masa mendatang, terutama kematian, kiamat dan surga-neraka, maka dilarang memastikan masuk surga tanpa ucapan “insya Allah” (Qs Al Kahfi 23-24).

Kedua, tudingan bahwa umat Islam ragu-ragu terhadap surga dan keselamatan akhirat, terbantahkan oleh keberanian para mujahidin di medan perang. Dengan gagah berani, mereka bertarung melawan kezaliman para kuffar di medan jihad. Nyawa yang semata wayang mereka pertaruhkan, karena meyakini fadilah syuhada dan surga yang dijanjikan Allah. Rasulullah SAW bersabda:

“Ada tiga orang yang semuanya dijamin Allah azza wajalla, yaitu: seorang lelaki yang pergi untuk berperang di jalan Allah, maka ia dijamin oleh Allah hingga Allah mewafatkannya, lalu memasukkannya ke surga dengan segala pahala atau harta rampasan perang yang diperolehnya...” (HR. Abu Daud).

Ketiga, di samping meyakini Islam sebagai satu-satunya agama dan jalan keselamatan surgawi (Qs Ali Imran 19), Al-Qur'an juga mengajarkan bahwa semua agama di luar Islam tidak diterima Allah (Ali Imran 85).

Umat Kristen disebut sebagai “kafir kitabi” (kafir Ahli Kitab) kafir karena meyakini Yesus sebagai Tuhan doktrin Trinitas (Al-Ma’idah 72-73). Allah memastikan mereka akan menjadi penghuni neraka Jahannam:

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni Ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk” (Qs. Al-Bayyinah 6).

Rasulullah SAW bersabda “Barangsiapa yang mendengar berita kenabianku tetapi dia enggan untuk masuk Islam, maka dia telah memilih tempat tinggalnya di Neraka Jahannam” (HR Muslim).

...Sang penginjil mengakui bahwa surga adalah tempat kesucian di Hadirat Yang Maha Suci. Tapi di sisi lain ia ingin agar surga juga diperuntukkan bagi orang-orang sombong. Ini logika yang tidak waras...

Keempat, sang penginjil merasa janggal terhadap ajaran Islam bahwa orang yang sombong tidak akan masuk surga. Pernyataan ini kontradiktif dengan pernyataan sang penginjil di awal tulisannya:

“Pada akhir riwayat dunia ini nanti, tak seorang pun di antara umat manusia bersedia masuk ke dalam tempat penyiksaan yang dinamakan neraka. Tak terkecuali, setiap kita pasti ingin menikmati kebahagiaan yang kekal di surga, tempat kesucian di Hadirat Yang Mahasuci.”

Sang penginjil sudah mengakui bahwa surga adalah tempat kesucian di Hadirat Yang Maha Suci. Tapi di sisi lain ia ingin agar surga juga diperuntukkan bagi orang-orang sombong. Jelas ini logika jungkir balik yang tidak waras.
MENGIMANI KETUHANAN YESUS BIKIN CELAKA

Setelah menuding ketidakselamatan umat Islam di akhirat, penginjil Khedar Ministry mengumbar klaim bahwa umat Kristen pasti masuk surga setelah mati. Ia mengimbau umat Islam agar menerima Yesus sebagai juruselamat penebus dosa supaya selamat di akhirat:

“Janji keselamatan yang diberikan oleh Isa Al-Masih tidak dapat dibeli dengan amal dan ibadah. Keselamatan merupakan anugerah dan pemberian cuma-cuma dari Allah… Keselamatan adalah pemberian terindah. Datanglah kepada Isa Al-Masih untuk menerima keselamatan yang sudah disediakan. Keselamatan yang hanya akan diterima oleh mereka yang bersedia menyambut anugerah terbesar. Akhirnya tuhan Yesus memberkati kita semua nya.”

Klaim orang Kristen (maupun Yahudi) bahwa hanya mereka yang masuk surga, bukan fenomena baru bagi umat Islam. Allah menegaskan bahwa itu adalah halusinasi alias angan-angan kosong belaka. Al-Qur'an sudah mensinyalir dua puluh abad yang lalu:

“Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata, "Tidak akan masuk surga kecuali orang Yahudi atau Nasrani." Itu (hanya) angan-angan mereka. Katakanlah, "Tunjukkan bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar" (Qs Al-Baqarah 111; baca juga: Al-Baqarah 135, Al-Ma’idah 18).

...Jaminan iman kepada Yesus sebagai Tuhan telah terbukti meleset. Jangan pertaruhkan iman dengan surga palsu yang ditawarkan penginjil...

Mari kita uji iman kepada ketuhanan Yesus dengan parameter Alkitab (Bibel). Injil Markus menjelaskan bahwa tanda orang yang beriman kepada Yesus adalah tidak akan celaka bila memegang ular berbisa yang mematikan dan dapat meminum racun mematikan.

“Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya, ....mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh” (Markus 16:17-18)

Dengan kata lain: bila orang Kristen tidak mengalami celaka sedikitpun, setelah memegang ular berbisa atau meminum racun, maka keimanan orang Kristen sudah benar sesuai standar ajaran Yesus.

Siapa yang berani membuktikan kebenaran iman sesuai ayat ini? Sepanjang sejarah Paus di Vatikan belum pernah membuktikannya. Satu-satunya orang Kristen yang berani membuktikan ayat ini adalah Pendeta Mark Randall “Mack” Wolford, dari gereja House of the Lord Jesus di Matoaka, Virginia Barat, Amerika Serikat.

Ternyata jaminan iman kepada ketuhanan Yesus tidak terbukti. Sang pendeta mati tragis saat testing iman dalam kebaktian di gereja pada Minggu (27/5/2012). Sebuah gigitan ular berbisa di pahanya yang mengantarkan pada kematian, menggugurkan jaminan Yesus dalam Bibel.

Jaminan iman kepada Yesus sebagai Tuhan telah terbukti meleset. Jangan pertaruhkan iman dengan surga palsu yang ditawarkan penginjil! Sekali salah pilih, maka penyesalan di neraka Jahannam tidak ada gunanya!!

Tuesday 16 April 2013

Skenario Fungsikan Densus, Daerah Konflik Dikaitkan dengan Terorisme

Drs. H. Slamet Effendy Yusuf, M.Si. menduga ada skenario untuk memfungsikan Densus 88 dengan menjadikan wilayah dimana sebelumnya terjadi konflik yang melibatkan umat Islam seperti Poso untuk dikaitkan dengan kasus terorisme.


Ia juga menyoroti, bahwa Densus 88 dibuat sejak bom Bali I dimana angka 88 diambil dari banyaknya korban warga Australia pada waktu itu.


“Di Indonesia sejak peristiwa bom Bali I dibentuk Den 88, yang Den 88 itu dari namanya kita sudah melihat, bahwa konon angka 88 itu bersumber dari banyaknya korban orang Australia. Kemudian Den 88 memperoleh pelatihan dari Amerika dan Australia,” kata Slamet Effendy Yusuf saat menjadi pembicara Diskusi Publik soal terorisme di PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (11/4/2013).

...bahwa konon angka 88 itu bersumber dari banyaknya korban orang Australia. Kemudian Den 88 memperoleh pelatihan dari Amerika dan Australia


Tempat-tempat yang sebelumnya pernah terjadi konflik SARA antara Islam-Kristen seperti di Poso maupun Ambon kerap dikaitkan dengan terorisme. Hal ini menurut Slamet, seolah untuk memfungsikan adanya Densus 88 sebagai Satgas Anti Teror.


“Ada penganggapan pusat-pusat konflik yang melibatkan umat Islam itu juga dikatakan sebagai peristiwa yang ada kaitannya dengan terorisme. Seperti pak Adnan katakan tadi, kita semua tahu apa yang terjadi di Poso dan sekitarnya, sampai daerah Tentena,” jelasnya.


Seperti pernyataan Komnas HAM beberapa waktu lalu, seharusnya daerah yang pernah terjadi konflik tak bisa dikaitkan dengan terorisme dan harus dipandang sebagai konflik, sebab kedua pihak antara Islam dan Kristen pada waktu itu sama-sama bisa membuat bom dan menguasai senjata api. Namun, anehnya hanya pihak Islam saja yang dituding terlibat kasus terorisme.

...pusat-pusat konflik yang melibatkan umat Islam itu juga dikatakan sebagai peristiwa yang ada kaitannya dengan terorisme.


Saat menjadi anggota DPR RI dari Fraksi Golkar pun Slamet Effendy Yusuf pernah mempertanyakan mengapa hal itu terjadi.


“Waktu saya di Komisi I juga sudah saya tanyakan kenapa tiba-tiba teman-teman Muslim di Tentena atau yang sudah lari ke selatan Poso yang lain sebagainya, kenapa dijuluki sebagai kekuatan teroris?” tanyanya.

...kenapa tiba-tiba teman-teman Muslim di Tentena atau yang sudah lari ke selatan Poso yang lain sebagainya, kenapa dijuluki sebagai kekuatan teroris?


Ia menambahkan, adanya akar terorisme itu bukan tanpa sebab, menurutnya operasi Densus 88 yang dipublikasikan secara vulgar di televisi, seperti penyergapan di Temanggung maupun Solo beberapa tahun silam menjadi pemicu dendam.


“Sehingga saudara-saudara sekalian yang sekarang disebut teroris itu dengan (menyasar, red.) obyek-obyek kepolisian bukan lagi obyek orang asing hampir bisa dipastikan itu adalah karena dendam. Oleh karena menurut saya, terlalu vulgarnya yang disebut dengan Densus 88 itu mempublikasikan operasi-operasinya sedemikian rupa,” jelasnya.


Untuk itu, solusinya menurut Slamet adalah menghilangkan akar dendam itu di tengah masyarakat. “Terorisme bisa dihilangkan dengan meng-clear-kan seluruh persoalan-persoalan yang kemudian menjadi dendam di tengah masyarakat,” ujarnya.

Monday 15 April 2013

MUI Akhirnya Tegaskan Eyang Subur Langgar Syariat Islam

Pro kontra terkait Eyang Subur akhirnya terjawab sudah. Pemberitaan yang sempat menghebohkan masyarakat dan menjadi headline diberbagai media elektronik, cetak maupun online beberapa waktu lalu tentang aduan Adi Bing Slamet bahwa Eyang Subur mengajarkan ajaran sesat ditanggapi serius oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat.

Melalui Sekretaris Komisi Fatwa MUI Pusat, HM. Asrorun Ni'am Sholeh, MUI kemudian memanggil Eyang Subur maupun perwakilannya. Namun dengan alasan sakit, mereka tidak hadir dalam undangan untuk meminta klarifikasi tersebut.

Meski demikian, MUI menegaskan bahwa Eyang Subur yang memiliki istri lebih dari empat telah melanggar Syariat Islam. Sebab, kata Asrorun, agama dan negara hanya mengakui pria memiliki empat istri saja. Penegasan ini berdasarkan bukti-bukti yang sudah dikumpulkan oleh tim investigasi MUI, meskipun Eyang Subur tak hadir dalam forum tabayyun tersebut.

“Poligami dengan saudara kandung itu tidak dibenarkan. Kemudian menikah lebih dari empat dalam satu waktu, juga tidak dibenarkan. Itu normatif keagamaan,” katanya kepada awak media di Gedung MUI Pusat, Jl. Proklamasi, Jakarta Pusat, Sabtu (13/4/2013).

Asrorun menambahkan, bahwa seorang muslim bila beristri lebih dari empat maka hukumnya adalah haram. Kemudian, hubungan suami-istri yang dilakukan pasangan tersebut merupakan sebuah perzinaan.

“Itu tidak dianggap istri. Itu sama saja hidup serumah tapi tidak menikah. Itu statusnya ilegal. Dalam Islam, sudah beristri dan berzina, hukumannya ialah rajam hingga mati. Secara fiqih iya seperti itu, tapi kan negara punya undang-undang yang mengatur perzinaan,” tegasnya.

Lebih lanjut, Asrorun menegaskan bahwa praktik perdukunan dan ramalan sangat tidak dibenarkan dalam agama Islam. “Terlepas dari pro-kontra kasus ini, praktek perdukunan, peramalan dalam konteks keagamaan, itu tidak dibenarkan,” ujarnya.

Asrorun mengingatkan kepada masyarakat agar lebih berhati-hati mencari guru spiritual atau guru agama. Selain itu, dia juga menasehatkan jika seseorang ingin menjadi kaya, maka hendaklah berusaha secara sungguh-sungguh dengan bekerja keras, bukannya melalui praktek perdukunan atau datang ke dukun.

“Kalau pengen tenar, kaya, ya usaha yang baik. Pengen albumnya laris, ya harus latihan yang bagus,” pungkas Asrorun.

Komnas HAM: Kholid Ditembak tanpa Perlawanan dan Terkesan Dipersiapkan

Komnas HAM kembali mengungkap kekerasan yang dilakukan Densus 88. Kali ini, Tim Pemantauan dan Penyelidikan Penanganan Tindak Pidana Terorisme Komnas HAM, Siane Indriani menyampaikan bahwa penembakan Kholid yang dilakukan Densus 88 terkesan telah direncanakan.


Hal itu disampaikan Siane Indriani, saat menjadi salah satu pembicara Diskusi Publik PP Muhammadiyah, yang mengusung tema Memberantas Terorisme tanpa Teror dan Melanggar HAM.


“Ketika kita masuk pada kasus Kholid, ini menimbulkan pertanyaan; kenapa Kholid mesti ditembak mati?” tanya Siane Indriani, di Gedung PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (11/4/2013).

...Kholid ini kan pegawai negeri, di bekerja di Kemenhut, setiap hari dia masih bekerja. Sehingga tidak ada alasan sebenarnya mengapa mesti ditembak pada saat selesai shalat shubuh


Ia mengungkapkan, Kholid yang merupakan PNS yang bekerja di kehutanan ditembak Densus 88 usai shalat Shubuh.


“Padahal Kholid ini kan pegawai negeri, di bekerja di Kemenhut, setiap hari dia masih bekerja. Sehingga tidak ada alasan sebenarnya mengapa mesti ditembak pada saat selesai shalat shubuh, yang menembak Densus,” paparnya.



Tak berhenti sampai di situ, aparat juga melakukan intimidasi kepada keluarga Kholid. “Ada intimidasi kepada keluarga, ibunya, adiknya. Pada saat yang sama juga ada penangkapan ustadz Yasin,” jelasnya.


Berdasarkan bukti video yang dimiliki Komnas HAM, terungkap dugaan pelanggaran HAM bahwa penembakan tersebut telah direncanakan. Dalam video tersebut juga tidak nampak adanya perlawanan dari Kholid.



“Kita ada videonya Kholid, di situ ada kesan dipersiapkan. Jadi dipersiapkan dengan rapih. Tidak Nampak adanya perlawanan di situ, ternyata dilakukan dengan cepat,” ungkapnya.

...Ada intimidasi kepada keluarga, ibunya, adiknya. Pada saat yang sama juga ada penangkapan ustadz Yasin


Untuk diketahui, Sabtu pagi tanggal 3 November 2012 menjadi hari pembunuhan bagi Kholid oleh pasukan Densus 88.


Hampir sebagian besar media umum memberitakan adanya baku tembak atau perlawanan saat penggerebekan, namun menurut kesaksian warga Kholid tidak melakukan perlawanan namun langsung ditembak mati.




Usai penembakan, warga menjadi marah dan kondisi Poso sempat mencekam lantaran mereka turun ke jalan mengecam aksi penembakan Densus 88 dan meminta jenazah Kholid dikembalikan.

...Jadi dipersiapkan dengan rapih. Tidak Nampak adanya perlawanan di situ


Wal hasil, usaha keras dan solidaritas warga Muslim Poso terhadap saudaranya yang dibantai, dengan izin Allah membuahkan hasil. Jenazah Kholid pun dikembalikan kepada keluarganya di Jalan Pulau Sabang Desa Kayamanya Kota Poso.


Di tubuhnya terdapat luka tembak di kepala tembus dagu dan kondisi dada ada bekas jahitan seperti bekas diotopsi. Jenazah Kholid akhirnya dimakamkan hari itu juga, malam hari selepas shalat ‘Isya.

Saturday 13 April 2013

Ustadz Adnan Arsal: Siksa Warga Poso tak Bersalah, Polisi Pengecut!

Tokoh umat Islam Poso, Ustadz Adnan Arsal mengecam sikap kepolisian yang telah melakukan penyiksaan terhadap warga Muslim Poso, dari mulai kasus video kekerasan tahun 2007 hingga penangkapan 14 warga Poso yang dianiaya sampai babak belur.


Saat itu, empat orang Brimob tewas dalam baku tembak dengan kelompok bersenjata di Desa Ambrana, Poso Pesisir dan di sekitar Gunung Kalora, Sulawesi Tengah pada Kamis (20/12/2012). Mereka adalah Briptu Wayan, Briptu Ruslan, Briptu Narto dan menyusul Briptu Eko Wijaya.

...Kenapa polisi yang ratusan itu bukan mengejar penembaknya tapi kembali ke Desa Kalora memungut warga setempat 14 orang kemudian dituduh sebagai teroris, disiksa dan babak belur,


Namun bukannya mengejar pelaku penembakan, aparat kepolisian malah menangkap 14 orang warga Desa Kalora yang tak mengerti apa-apa lalu disiksa hingga babak belur.


“Kenapa polisi yang ratusan itu bukan mengejar penembaknya tapi kembali ke Desa Kalora memungut warga setempat 14 orang kemudian dituduh sebagai teroris, disiksa dan babak belur, inikah penegakkan hukum?” kata ustadz Adnan Arsal, saat menjadi pembicara Diskusi Publik soal terorisme di Gedung PP Muhammadiyah, Menteng Jakarta Pusat, Kamis (11/4/2013).


Ustadz Adnan menilai, sikap polisi tersebut adalah sikap pengecut. “Polisi yang seperti itu saya anggap sebagai pengecut dalam negara ini. Yang jelas-jelas menembak tidak dikejar, masyarakat biasa dikumpul, disiksa,” ujarnya.

...Polisi yang seperti itu saya anggap sebagai pengecut dalam negara ini


Kemudian, terkait beredarnya video penyiksaan yang dilakukan aparat dalam hal ini Densus 88, ustadz Adnan menyatakan bahwa video itu asli.


“Masih banyak pak video-video yang lain yang asli semua pak, bukan rekayasa,” tegasnya.


Menurutnya, kasus yang terjadi pada Januari 2007 dalam video tersebut adalah rahasia umum bahwa hal itu benar-benar terjadi.


“Saya tokoh umat Islam, masyarakat Poso berdosa saya kalau menyajikan suatu penyajian yang bohong. Karena apa? Semua masyarakat, dan jadi rahasia umum semua peristiwa itu terjadi,” tandasnya.

Monday 8 April 2013

Kecaman Berubah Menjadi Dukungan Terhadap Kopassus

Yogyakarta Kematian Sersan Heru Santoso, anggota Kopassus, Grup 2, Kandangmenjangan, Surakarta, yang tewas dibunuh secara sadis para preman yang berasal dari Ambon dan NTT, di Hugo's Cafe, berubah menjadi dukungan simpati terhadap kesatuan elite itu.

Kalangan pemuda dan rakyat Yogyakarta, memberikan dukungan kepada Kopassus, guna memberantas dan membersihkan para preman dari Yogyakarta. Karena, selama ini ada pembiaran terhadap para preman, dan bahkan ada oknum aparat yang memberikan dukungan kepada para preman.

TNI Angkatan Darat dan Kopassus, beberapa hari ini, terus diharu-biru oleh media seperti Kompas, Tempo, dan lainnya, yang dituduh melakukan hukum rimba, ketika mengeksekusi empat orang preman dan mantan anggota polisi yang membunuh secara sadis Sersan Heru Santoso.

Kecemanan dan cercaaan itu, kemudian berbalik menjadi dukungan rakyat dan elemen-elemen pemuda Yogyakarta, yang menginginkkan kota pelajar dan budaya itu dibersihkan dari para preman. Rakyat dan para pemuda Yogyakarta mendukung tindakan Kopassus yang mengeksekusi para preman.

Yogyakarta, kota pelajar dan budaya yang tenang, berubah penuh dengan kekerasan sejak berdatangannya orang-orang dari Ambon dan NTT, bahkan berkembangnya budaya kekerasan, narkoba, dan minum, alias premanisme.

Ketenangan menjadi porak-poranda. Kekerasan kerap terjadi dan keributan menyeruak di seantero kota Yogyakarta. Semua ini berlangsung, karena adanya dukungan dan main mata, antara para preman Ambon dan NTT dengan oknum aparat kepolisian.

Hari Minggu, di kota Yogyakarta, di tengah guyuran hujan, berlangsung aksi dukungan terhadap Kopassus. Ratusan pemuda dari berbagai elemen, menggelar aksi dan melakukan orasi mendukung tindakan Kopassus yang membersihkan para preman dari kota pelajar dan budaya itu.

Mereka menginginkan kota Yogyakarta bersih dari segala bentuk premanisme, yang sekarang sudah menjadi ancaman nyata kehidupan mereka. Mereka menginginkan Yogyakarta dibersihkan dari premanisme. Karena itu, sekarang rakyat Yogyakarta terus melakukan sweeping dan pengawasan terhadap orang-orang yang berprofesi preman.

Ratusan pemuda menggelar aksi dukungan atas kejujuran Kopassus, Kandangmenjangan yang mengakui perbuatannya. Para anggota Kopassus itu sudah mengakui sebagai pelaku penempbakan empat penghuni Lapas Cebongan, yang berasal dari Ambon dan NTT.

Selama ini rakyat Yogyakarta sangat diresahkan orang-orang Ambon dan NTT, yang selalu mengintimidasi mereka. Dengan berbagai bentuk kekerasan yang mereka lakukan. Dengan tindakan yang dilakukan Kopassus itu, rakyat Yogyakarta kembali memiliki spirit melawan para preman itu.

Ratusan elemen pemuda dan rakyat Yogyakarta itu, berasal dari FKPPI, Paksitkaton, Jogya Otomotif, Rembug Jogya, Jogya Community, GP Ansor, dan beberapa elemen lainnya dari rakyat Yogyakarta. Kelompok-kelompok itu bergabung dalam : "Pemuda Anti Premanisme".

Di Tugu Perjuangan, para pemuda itu, salah satu diantara pemuda itu, melakukan orasi tanpa henti, dan mengungkapkan dukungannya kepada Kopassus. Orasi yang dilakukannya itu, sebagai bentuk dukungan dan simpati terhadap anggota Kopassus,Sersan Heru Santoso. Kemudian, mereka mengumpulkan dana : "Semiliar Koin untuk Serka Heru".

"Ini aksi dukungan kita kepada Kopassus yang dengan berani memberantas preman Yogyakarta", kata Utomo, Koordinator aksi. Ratusan pemuda menglilingi Tugu dengan benda Merah Putih sepanjang 60 meter. Mereka juga menggelar tabur bunga dan do'a bersama untuk almarhum Serka Heru Santoso.

Beberapa spanduk dikibarkan mengelilingi Tugu bertuliskan, "Rakyat-TNI bersatu berantas premanisme, Terimakasih Kopassus, Yogya Aman Preman Minggat, Kastria Kopasssu Berani Berubat Berani Bertanggungjawab", dan "Preman itu Pengecut dan Tak Punya Perasaan".

Memang, sejak terjadi pembunuhan Serka Santoso, dan kemudian terjadinya pembunuhan terhadap empat orang preman dari Ambon dan NTT, banyak para pemuda yang berasal dari Ambon dan NTT itu, meninggalkan Yogyakarta, dan sebagian diantara mereka meminta perlindungan gereja.

"Kita menolak tegas premanisme dan usir Yoyakarata", ujar Utomo. Dengan aksi itu menunjukkan solidaritas pemuda Yogyakarta, yang menginginkan kota Yogya menjadi aman dan bebas segagala bentuk premanisme.

Dibangian lain, pengumpulan semilair koin untuk almarhum Serka Heru Santosos dialkukan dengan mengedarkan kardus bertuliskan : "Semiliar koin Serka Heru Santoso", kepada pengendara motor, mobil, dan pejalan kaki yang melewati Tugu.

Selanjutnya, menurut Prasetyo, salah satu orator yang ikut dalam aksi di Tugu itu, mengatakan pengumpulan "semiliar koin", merupakan bentuk solidaritas bagi almarhum Serka Heru Santoso. Pengumpulan koin itu akan dilakukan selama satu bulan. Memang, rakyat sudah sangat letih, melihat berbagai kekerasan yang dilakukan para preman, sementara mereka ini, mendapatkan dukungan dari oknum aparat.

Aksi para pemuda itu, kemudian diakhiri dengan melakukan konvoi yang membawa foto Serka Heru Santoso diiringi bendera Merah Putih, sepanjang 60 meter, dan berbagai spanduk, serta foto Serka Heru Santoso diletakkan dibawah patung Jenderal Sudirman di halaman Gedung DPRD DI Yogyakarta.

Sementara itu, mantan Kepala BIN (Badan Intelijen Negara) Jenderal AM Hendropriyono mengatakan, “Premanisme di Jogja yang merajalela ini membuktikan hukum bisu. Hukum tidak bisa menyentuh preman-preman ini. Hukum ini masih punya legalitas tapi sudah tidak punya legitimasi. Hukum ini sudah tidak mempunyai daya rekatnya, sehingga masyarakat sudah tidak percaya lagi,” ungkap Hendro kepada wartawan di Jakarta, Senin (8/4/2013)

“Makanya secara hukum mereka salah, tapi secara moral mereka baik. Kalau perlu mereka dapat bintang mahaputra,” papar Kepala BIN 2001-2004 ini.

Oleh sebab itu, Alumni Akmil 1967 ini meminta masyarakat memahami kasus ini secara menyeluruh, tidak sepotong-potong. Selain itu, Hendro juga meminta masyarakat tidak menyeret-nyeret pimpinan Kopassus dalam perkara tersebut.

“Apa yang dilakukan prajurit-prajurit Kopassus ini di Cebongan, kalau secara moral dia adalah prajurit yang baik, tapi secara hukum dia salah. Seandainya dia harus dihukum, dia tetap seorang prajurit yang baik. Kalau perlu dikasih bintang jasa itu sama masyarakat. Hukum bicara yang benar dan yang salah. Moral bicara yang baik dan yang jelek. Hukumnya bisu, makanya senjata saja yang bunyi,” tambah Hendro.

Wednesday 3 April 2013

Pelanggaran HAM Serius Densus 88 Di Poso: Komisi III DPR-RI Tidak Serius Oleh; Harits Abu Ulya Pemerhati Kontra-Terorisme & Direktur CIIA (The Community Of Ideological Islamic Analyst)

Desakan evaluasi kinerja Densus 88 dan BNPT menggelinding makin besar. Hampir semua komponen (kelompok) umat Islam mendukung langkah ini, bahkan kelompok yang selama ini dianggap cukup “moderat” juga ambil sikap.


Tokoh ormas dan MUI juga bergerak, bahkan mendatangi Mabes Polri dan menayangkan video bukti perilaku Densus 88 yang tidak pada tempatnya. Komisi III DPR-RI juga kerap disambangi oleh beragam kelompok untuk menggugat eksistensi Densus 88, hingga muncul wacana dan rencana pembentukan Panja untuk kasus kebiadaban Densus 88.


Di sisi lain, Komnas HAM juga turun tangan melakukan pemantauan dan investigasi terkait penanganan terorisme oleh Densus 88 dibeberapa daerah mulai dari Poso, Dompu-Bima, Makassar dan Solo.


Bahkan secara spesifik melakukan investigasi terkait kebenaran isi video kekerasan Densus 88 di Poso 22 Januari 2007.Dan kemudian mengeluarkan pernyataan (18 Maret 2013) yang berisi 8 (delapan) rekomendasi kepada Mabes Polri dan beberapa pihak terkait.


Lantas bagaimana action Komisi III DPR-RI untuk menindak lanjuti temuan Komnas HAM dan desakan berbagai pihak untuk evaluasi kinerja Densus 88 dan BNPT? Sementara kesabaran berbagai komponen umat Islam yang direpresentasikan oleh para tokohnya sudah menipis.


Mereka sudah sampai kesimpulan Densus 88 dan BNPT perlu di bubarkan, minimal dilakukan evaluasi seluruh kinerja dan keuangan mereka.


Di sini kita mencoba melihat secara obyektif, benarkah wakil rakyat itu wakil partai dan serius mengadvokasi rakyat yang terdzalimi. Atau sebaliknya kita akan melihat bahwa wakil rakyat hanyalah tangan panjang kepentingan politik tertentu. Orang-orang opuntunir yang demikian mudah menari diatas derita rakyat jelata


Rencana Komisi III DPR akan turun ke Poso sudah banyak pihak mengetahui, tanggal 1-3 April adalah pilihan waktunya. Terkait kunjungan ini, Kapolda Sulteng Brigjen (pol) Dewa Parsana menyampaikan kondisi keamanan Poso tidak kondusif. Namun kondisi versi Kapolda ini tidak menyurutkan rencana kunjungan DPR-Komisi III, mereka akhirnya mendarat di Palu dan Senen, 1 April 2013 rombongan sudah berada di kota Palu.


Kenapa Tidak ke Poso?


Dari penulusuran CIIA terkait agenda Komisi III di Palu; rombongan Komisi III di pimpin oleh al Muzammil Yusuf, Anggota; Adang Darajatun, Ruhut Sitompul, Imam Suroso, Nudirman Munir, Syarifuddin Suding, Bahar, Desmond Panjaitan. Bersama staf 4 orang (3 laki dan 1 perempuan), plus seorang dari parelemen TV. Jadi total 13 orang, mereka semua menginap disalah satu hotel berbintang di Palu, tepatnya Hotel Santika Palu.


Sebuah hotel bintang tiga (3) untuk ukuran di daerah seperti Palu sudah termasuk sangat mewah dan hanya bisa dijangkau kelas menengah keatas, dengan tarif rata-rata/malam 544.000-670.000 ($62), bahkan ada yang tarifnya 1 (satu) jutaan/malam.


Hari Senen, 1 April 2013 sekitar jam 17.00 wita salah satu staf Komisi III bernama Bapak Insan menghubungi beberapa pihak termasuk salah satu tokoh masyarakat Poso al Ustad Adan Arsal bahwa rencana pertemuan Komisi III di Poso di batalkan.


Komisi III menginginkan pertemuan di adakan di kota Palu tepatnya di Hotel Santika, dan meminta perwakilan masyarakat Poso dari para tokoh masyarakat dan ormas untuk ke Palu.Sontak rencana ini di tolak oleh tokoh Poso al Ustad Adnan Arsal bersama tokoh-tokoh lainya, karena dipandang sangat tidak efektif dan tidak logis.


Alasan dari Komisi III membatalkan kunjungan ke Poso karena faktor teknis dan efektifitas (waktu dan jarak) juga tidak masuk akal bagi representasi masyarakat Poso. Dari pihak Polres atas arahan Polda mencoba melobi pihak yang dianggap bisa memediasi komponen di Poso, Polres menyiapkan kendaraan dan siap mengawal dan memberangkatkan dari Polres Selasa pagi 2 April 2013 untuk rombongan yang mau ketemu Komisi III di Palu. Namun rencana ini juga tidak diaminkan.


Penulusuran CIIA lebih jauh, di hari Selasa pagi selepas subuh mendapatkan informasi dari salah satu staf Komisi III bahwa rombongan Komisi tetap membatalkan kunjungannya ke Poso dan rencana akan membuat agenda pertemuan tertutup di Palu (Hotel Santika). Dan benar, akhirnya pertemuan tertutup itu dilaksanakan di salah satu ruang metting hotel Santika-Palu di lantai 2 yang kapasitas kursinya untuk sekitar 20 orang.


Pertemuan: formalitas kunjungan?


Di hari Selasa, 2 April 2013 sekitar pkl. 11.00 s/d– 13.00 wita akhirnya pertemuan tertutup itu dilaksanakan. Awak media juga tidak di izinkan meliput. Kegiatan di jaga ketat oleh pihak keamanan Polda Sulteng.Yang hadir dalam agenda tertutup itu:

Anggota DPRD Kab. Poso yang tergabung dalam Panitia Kerja (Panja) terkait Kasus teror Poso.Mereka 8 (delapan) orang, ketua Panja Bapak Sarifudin, bersama anggota :Hidayat,Bahar, dll.
Istri Polisi korban penembakan di Poso berjumlah 2 orang.
Perwakilan salah satu ormas di Palu yang sempat diminta Komisi III memediasi pertemuan di Poso juga hadir bernama Bapak Sardi.


Dan dari rombongan Komisi III hadir lengkap total 13 orang. Petemuan tersebut di pimpin (moderator forum) oleh al Muzammil Yusuf. Dengan duduk dibelakang meja yang membentuk huruf “U” dengan posisi moderator Al Muzammil di ujung tengah dan dibelakangnya duduk 3 orang staf, sementara anggota Komisi III lainya duduk berhadapan dengan anggota Panja DPRD dan lainnya.


Agenda pertama; dengar pendapat dari peserta yang hadir, dimulai dari Pimpinan Panja (DPRD Kab Poso) secara bergiliran seluruh anggota, kemudian 2 orang istri polisi korban penembakan, lalu dari perwakilan satu ormas yang hadir (yang awalnya diminta untuk memediasi pertemuan).


Kemudian dilanjut agenda kedua; komentar dan penggalian informasi dari Pihak Komisi III juga secara bergiliran dimulai dari Adang Darajatun hingga Desmond. Pertemuan di akhiri dengan klosing statemen atau tambahan dari Panja (DPRD Kab Poso) menanggapi komentar dari komisi III.


Dari pertemuan tertutup tersebut ada empat point pernyataan menarik dari Panja DPRD Kab. Poso di hadapan Komisi III;


Pertama; Adanya penembakan-penembakan yang terjadi di poso belum terungkap pelakunya aparat sudah melakukan penyisiran, penangkapan dan penyiksaan terhadap warga.


Kedua; Adanya stigma Teroris kepada yang di duga Pelaku penembakan menimbulkan sikap yang berlebihan dari densus 88.


Ketiga; Adanya penamaan Gunung Biru, yang sering disebut aparat sebagai tempat berlatih kelompok teroris, padahal mereka itu petani biasa. Terus kami sendiri tidak mengetahui di mana letak Gunung Biru itu. Nanti muncul ketika kasus penembakan terhadap polisi meledak.


Keempat; Permintaan dari Forum Umat Islam Poso untuk pengembalian (rehabilitasi) nama baik orang yang disiksa oleh polisi tersebut.


Dan gugatan juga disampaikan oleh salah satu peserta pertemuan (Bapak Sardi);


Pertama; Kenapa acara diadakan di Palu, padahal membahas masalah Poso. Padahal ia sudah memediasi kegiatan di Poso dengan mengundang atau mengumpulkan ormas-ormas, tokoh masyarakat, korban penyiksaan dan keluarga korban penembakan di Poso. karena itu mereka sangat kecewa karena komisi III batal tidak ke Poso. Peserta yang hadir belum mewakili suara masyarakat Poso untuk data bagi Komisi III.


Kedua; Dan ditegaskan lagi bahwa kehadiran orang-orang poso (DPRD dan istri korban) di sini itu belum mewakili suara orang Poso. Seharusnya kelompok yang dituduh teroris harus di hadirkan dan didengarkan oleh komisi III, apakah benar mereka teroris? Karena adanya stigma terorisme pada kelompok tertentu di Poso, menyebabkan sikap aparat berlebihan.


Dan di akhir pertemuan anggota Komisi III memberikan alasan dan jawaban atas pernyataan yang muncul;

Dari Adang Darajatun mengomentari paparan istri korban (Polisi) yang merasa lambatnya tindak lanjut laporan mereka : “Kalau misalnya ada yang melapor seperti itu di kepolisian dan belum bertindak tegas, kalau saya menjabat sebagai Kapolda maka saya akan pecat mereka itu”.
Dari Ruhut Sitompul: ”Tentang adanya Isu pembubaran Densus 88, masyarakat itu tidak setuju karena berdasarkan hasil survey LSI, mayoritas masyarakat memilih Densus88 tetap ada”.
Dari Nudirman Munir menanggapi mengapa acara tidak jadi di Poso, “Itu karena kami mengefesienkan waktu karena besok kami akan ke Jogja Lagi”.
Bukankah kehadiran panja (DPRD) kita sudah bahas bahwa kasus Poso itu masalah-masalahnya adalah kasus adanya dendam masyarakat terhadap densus 88, ketidakadilan aparat, apalagi?”


kemudian di timpali peserta lainnya (bernama Amirudin, akademisi Univ. Tadulako Palu); “Yakni yang lainnya adanya stigma terorisme kepada organisasi tertentu di Poso, sehingga aparat arogansi dan reaksi berlebihan. Ini yang perlu di luruskan, apakah di Poso itu sarang teroris? Itu belum terbukti”.


Pertemuan selesai selesai sekitar jam 13.00 wita dan Komisi III melanjutkan pertemuan dengan Kapolda Brigjan (pol) Dewa Parsana sekitar jam 14.00 wita. Dari fakta-fakta diatas ada beberapa catatan penting terkait kinerja dan sikap wakil rakyat menyangkut persoalan Poso;


Pertama; keukehnya Komisi III memilih Hotel Santika-Palu menjadi tempat pertemuan mengindikasikan ketidak seriusan wakil rakyat untuk mencerap masukan dari masyarakat Poso langsung.


Kalau alasan efesiensi waktu atau kendala jarak dan waktu ini sangat tidak logis. Kalau orang DPRD Kab. Poso bisa ke Palu sebaliknya kenapa rombongan Komisi III tidak bisa ke Poso? sama-sama wakil rakyat, kalau karena faktor keamanan buktinya anggota Panja DPRD Kab. Poso juga bisa sampai di Palu dengan selamat setelah menempuh perjalanan sekitar 6 jam via darat dengan medan berbukit.


Dan sepanjang perjalanan tidak ada penghadangan atau bentuk terror lainnya.Di sini menjadi bukti yang menggugurkan “gosip” dari Kapolda Sulteng yang menyatakan kondisi kemanan Poso tidak kondusif.


Maka wajar kalau tokoh-tokoh masyarakat di Poso menolak untuk memenuhi undangan Komisi III di Hotel Santika-Palu. Terkesan wakil rakyat tidak mau repot dan susah-susah, berlagak bos dan rakyat melayani mereka.


Kedua; fakta pernyataan yang disampaikan oleh anggota Panja DPRD Kab. Poso belum menyentuh persoalan krusial yang terkait hasil investigasi Komnas Ham. Mereka berputar hanya masalah kasus Kalora, sementara kasusnya tidak hanya sebatas itu. Ada masalah Kalora, ada masalah kejahatan Densus di Tanah Runtuh 22 Januari 2007 (seperti yang diunggah dalam video berdurai 13 menit) dan lainya (seperti 8 point rekomendasi Komnas HAM tanggal 18 Maret 2013).Disisi lain, kalau bisa menghadirkan keluarga korban dari pihak Polisi kenapa tidak bisa menghadirkan dari keluarga korban kekerasan aparat (Densus88)? Tentu ini tidak balance (seimbang).


Ketiga; di balik keenganan Komisi III turun ke Poso sejatinya (dugaan kuat) karena ada upaya sistemik untuk mengganjal upaya penghentian kebiadaban Densus 88 melalui anggota wakil rakyat (DPRD).


Rencana panja bisa menguap, sementara wujudnya panja adalah bagian dari langkah penting untuk mengadvokasi kasus tindakan aparat penegak hukum dilapangan khususnya Densus 88.


Dari pernyataan bahwa berdasarkan survey LSI Densus 88 masih dibutuhkan, ini sangat klise. Persoalan kejahatan dan pelanggaran tidak bisa di nilai berdasarkan survey dengan koresponden random beragam pengetahuan dan pemahaman mereka terhadap satu persoalan. Ini logika dengkul yang sengaja mendangkalkan persoalan.


Keempat; inilah potret kwalitas wakil rakyat yang memprihatinkan, TKP di Poso namun mereka enggan ke Poso karena kendala teknis. Dan alasannya besok harinya harus ke Jogya (kasus Cebongan), maka apakah kasus Poso yang berdarah-darah dan menahun ini tidak lebih penting dan mendesak dibanding kasus Cebongan?


Maka dari sini masyarakat sulit rasanya mengantungkan harapan jika kinerja seperti diatas dan dengan uang rakyat mereka menikmati keenganan semua itu.Lebih-lebih masyarakat melalui media TV, menonton berita perilaku anggota dewan saat rapat ada yang tidur, merokok, baca Koran, main handphone dan lebih parah lagi banyak yang absen.Ini mulai dari DPR pusat sampai DPRD.Lantas apa yang bisa di harapkan dari kinerja seperti itu? Lebih khusus untuk urusan Poso, wakil rakyat (melalui Rombongan Komisi III) kembali telah menorehkan rasa kecewa yang mendalam pada masyarakat Poso dan “pengkhianatan” atas nama rakyat.


Oleh karena itu perlu pengawalan terus menerus dan tekanan publik lebih massif oleh banyak pihak untuk menuntaskan kasus kajahatan kemanusian oleh Densus88 yang sudah diluar batas ini.