Sunday 10 February 2013

BNPT dan Densus 88 Loyal Ikuti Protokol CIA

BNPT dan Densus 88 Loyal Ikuti Protokol CIA


Oleh: Harits Abu Ulya


Direktur The Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA)

 Dari studi OSF tercatat Indonesia berperan dalam penangkapan Muhammad Saad Iqbal Madni, Nasir Salim Ali Qaru dan Omar al-Faruq yang dipesan CIA dan ditransfer ke luar Indonesia.


Saya melihat, ini konsekuensi kemitraan Amerika-Indonesia dalam war on terrorism pasca peristiwa 9/11. BIN secara aktif yang saat itu dibawah Hendro Priyono sharing informasi dengan CIA terkait jejaring "terorisme" versi Amerika.


Bahkan menjalankan operasi penangkapan beberapa orang berdasarkan order CIA. Seperti Omar al Faruq yang diterbangkan dari lapangan terbang Pondok Cabe setelah ditangkap di Baranangsiang Bogor.


Saat itu yang termasuk order AS adalah ustad Abu Bakar Ba’asyir, tapi Megawati menolak menyerahkan ustad Abu Bakar Ba’asyir. Begitu juga BIN dalam sebuah studi terlibat rekayasa penangkapan orang Indonesia diluar negeri dengan tuduhan terlibat jaringan terorisme dengan pola penjebakan (fitnah), seperti yang menimpa Agus Dwikarna di Filipina dan Fathurrahman al Ghozi yang akhirnya gugur.


Dan sekarang yang loyal mengikuti protokol CIA dalam kontra terorisme di Indonesia adalah BNPT dan Densus 88. Dari beberapa catatan fakta tersebut menjadi indikasi kuat dan mempertegas, perang melawan terorisme di Indonesia bukanlah sebuah agenda mandiri melainkan turunan dari agenda global yang dikumandangkan Amerika.


Dan sekarang dalam konteks lokal, kontra terorisme disterilkan oleh BNPT dan Densus 88 dari konteksnya yakni proyek global dan factor-faktor global yang memicu lahirnya perlawanan di dunia Islam.


Dan Sejatinya perlawanan di dunia Islam sebagai akibat kezaliman global Amerika Cs. Namun Amerika memanipulasi dunia bahwa perlawanan tersebut adalah tindakan terorisme. Maka perang melawan terorisme sejatinya "topeng" imperialisme di dunia Islam.


Dengan menjalankan strategi "stick and carrot" (politik belah bambu) di dunia Islam, Amerika menjaga keberlangsungan imperialismenya. Loyalitas Indonesia mengikuti arus perang melawan teroris, Amerika pun memberikan banyak hibah, pelatihan capacity building dan jalinan informasi dengan CIA hingga kini berjalan.


Dan kali ini penahanan hingga vonis penjara 15 tahun bagi ustadz Abu Bakar Ba’asyir saya duga kuat juga order dari CIA (Amerika), jadi sangat politis. Dan kedzaliman ini produk kemitraan konspiratif Indonesia-Amerika dengan korban sebagian besar kelompok umat Islam.


Bahkan kemudian menjadikan Islam didiskreditkan dengan beragam strategi opini dan propaganda. Dan target utamanya di Indonesia adalah Islam moderat dan liberal yang boleh tumbuh berkembang karena Islam versi Amerika inilah yang akan menjaga eksistensi kepentingan Barat. Bahkan juga menjaga keberlangsungan status quo yang wala'nya kpd Barat.

No comments:

Post a Comment