Wednesday 15 May 2013

Kematian

Di alam ini, tak ada yang pasti kecuali kematian. Kematian, kata Ghazali, pasti, sedangkan yang lain tak ada yang pasti. Meskipun begitu, manusia cenderung abai dan tak hirau dengan kematian.

Biasanya, manusia mengingat kematian jika kebetulan ada kereta jenazah lewat di depannya. Ia pun buru-buru ber-istirja`, inna lillah wa inna ilaihi raji`un.

Kematian (al-maut) menyerang siapa saja dan sering kali tiba-tiba (ja’at fuj’atan). Maut merenggut nyawa orang tua, anak-anak, orang biasa, orang hebat, dan siapa saja.

Bahkan, menyerang pengantin baru pada malam pertama dan orang yang sedang pesta dan bergembira ria bersama keluarga dan orang-orang yang dicinta.

“Katakanlah, ‘Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu.’” (QS Al-Jum`ah [62]: 8).

Karena wataknya yang seperti tak mengenal belas kasihan, kematian itu disebut oleh Nabi dengan istilah hadzim al-ladzdzaat, yakni penghancur kenikmatan dan kelezatan duniawi (HR Tirmidzi, Nasa’i, dan Ahmad dari Abu Hurairah).

Sebagian ulama menyebutnya dengan istilah, mufarriq al-ahbab (yang menceraikan manusia dari orang-orang yang dicinta) dan musyattit al-jam`iyyah (yang memutuskan manusia dari kelompok sosialnya).

Meskipun merupakan fenomena sehari-hari, manusia belum sepenuhnya mengetahui hakikat kematian itu. Menurut al-Ghazali, kematian itu bukan tak adanya hidup, melainkan berubahnya keadaan.

Ini berarti, dengan mati (kematian), bukanlah kehidupan itu tak ada. Kehidupan tetap ada, tetapi berubah dalam wujud (kehidupan) yang lain.

Dalam al-‘Adl al-Ilahi, Murtadza Muthahhari menerangkan perbedaan kehidupan itu, yakni kehidupan dunia dan kehidupan akhirat.

Dikatakan, kehidupan dunia tak sejati karena masih bisa bercampur antara hak dan batil, kejujuran dan kepalsuan, serta antara pejuang dan pengkhianat.

Ini berbeda dengan kehidupan akhirat yang disebutnya murni dan sejati. Firman Allah menyebutkan, “Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan kalau mereka mengetahui.” (QS al-Ankabut [29]: 64).

Dalam Alquran, kematian disebut dengan beberapa terma, antara lain, al-maut, al-wafah, al-ajal, dan al-ruju` yang secara harfiah berarti kembali.

Bila menunjuk kata yang terakhir, al-ruju`, kematian bisa dipahami sebagai proses perjalanan pulang menuju negeri akhirat, kampung halaman kita yang sebenarnya.

Secara kejiwaan, pulang atau perjalanan pulang merupakan kegiatan paling menyenangkan karena setiap orang, menurut fitrahnya, ingin cepat-cepat pulang (kembali).

Tradisi pulang kampung (mudik) sangat menyenangkan meski berdesak-desak dan macet sepanjang jalan. Jadi, kematian itu seperti mudik ke tanah leluhur; mestinya menyenangkan, dengan satu syarat, tentu saja memiliki dan membawa bekal yang cukup, yaitu kebaikan (amal saleh).

Sebagai Muslim, kita mesti mampu memetik pelajaran dari setiap peristiwa kematian. Pertama, karena kematian pasti, kita mesti selalu mengingatnya dan menjadikannya sebagai nasihat.

Kedua, karena kematian sejatinya merupakan perjalanan pulang, kita mesti meperbanyak bekal, ibadah, dan amal shaleh.

Ketiga, tidak boleh lupa, kita berdoa kepada Allah agar tidak kembali kehadirat-Nya kecuali dalam keadaan Islam. “Dan, janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS Ali Imran [3]: 102). Wallahu a`lam!

Monday 6 May 2013

Generasi Pemakan Sogok, Suap, dan Mamat

Sekarang tumbuh lapisan baru di Indonesia. Terutama di era Reformasi ini. Lapisan baru dan generasi baru. Mereka ini jenis generasi yang belum pernah ada di masa sebelumnya.

Tetapi, jenis generasi baru ini, bukan generasi yang akan dapat menjadi tulang punggung dan pelopor bagi masa depan Indonesia.

Justeru generasi baru ini, cenderung akan membawa kehancuran di masa depan. Mereka ini tidak bakal mampu menghadapi berbagai kecenderungan baru, persaingan secara global, dan kondisi baru ini memerlukan jenis manusia yang kuat, baik secara moral (agama), keilmuan, intelektual, dan profesionalitas.

Generasi baru ini terdiri jenis manusia manja. Hidupnya hanya dapat diproeksi oleh sebuah sistem. Sistem korup. Hidup mereka hanya bersandar pada hasil rente, hasil sogok dan suap, dan menjadi "makelar umat".Mereka bergaya "borju" (borjuis).

Mereka sangat menikmati uang dari hasil sogok, suap, dan menjadi "makelar". Bukan hanya menjadi "makelar" proyek di departemen-departemen, tetapi yang lebih menyedihkan lagi, mereka menjadi "makelar" umat (si-mamat). Umat menjadi barang dagangan mereka (al umah bido'ah). Sekarang ini di Indonesia ada jenis dagangan (komoditdas) baru, di Indonesia yang paling laku, yaitu umat.

Menjelang pemilu atau pilkada, mereka menciptakan komoditas baru yang bernama umat. Mereka dengan berbagai cara dan methode menciptakan komoditas baru, yang nanti akan menjadi barang dagangan yang sangat laku.

Kalau mereka bisa mengumpulkan umat 7 juta, 10 juta, 15 juta, atau mungkin 20 juta, pasti nilai tawarnya akan sangat tinggi. Mereka bisa menenteng barang dagangan umat kepada siapa saja, terutama mereka yang lapar dengan kekuasaan. Sekarang banyak orang Indonesia, sangat lapar, dan bukan lapar makanan, tetapi lapar dengan kekuasaan.

Para pengumpul umat yang menjadi sangat piawi itu, hanya duduk manis di rumah atau dikantor masing-masing, atau duduk di lobi hotel, vila, apartemen, dan di pedopakan yang ada di lembah, dan mereka yang lapar dan haus kekuasaan itu, mereka mendatangi para "pedagang" umat, sambil menawarkan harta, jabatan, dan kekuasaan.

Tetapi, mereka para pedagang umat, masih tak puas dengan apa yang mereka dapatkan, mereka masih menerima rente, sogok, dan suap. Dengan begitu kondisi itu, lahirlah jenis generasi baru, generasi yang hidupnya hanya ditopang oleh sistem yang korup, hidupnya tergantung oleh rente, sogok dan suap. Tidak hidup diata tetesan keringat dan kerja keras.

Mengapa orang-orang cina menjadi kompetitor baru di area global, karena mereka dari lahir dididik dengan kerja keras. Mereka tidak pernah makan di tempat-tempat "mewah" sebelum mereka menjadi sukses. Mereka makan bubur. Tidak pernah berubah. Mereka lulusan universitas di Amerika Serikat. Mereka tetap bercucuran keringat. Bekerja keras.

Sebaliknya, di generasi baru yang pemakan rente, sogok, suap, dan si-mamat itu, sekarang menjadi "spoil system" (sistem yang dimanjakan). Mereka hanya menjadi "aksesoris", dan tak akan dapat menggantikan sistem bobrok, dan munafik. Karena, generasi pemakan rente, sogok,suap dan si-mamat, akhirnya hidup dengan pola dan gaya sendiri. Selamanya tak bisa memberikan harapan bagi masa depan.

Mungkin mereka hanya bisa memenuhi mall, plaza, hotel-hotel, apartemen, villa, dan tempat-tempat keramaian. Mereka tidak akan bisa memenuhi ruang-ruang kehidupan yang mulia, dan memberikan harapan baru, bagi masa depan. Masa depan umat manusia. Membuat perubahan.

Generasi baru yang hanya bisa menengadahkan tangannya kepada penguasa zalim, para pengusaha culas, dan para pemimpin-pemimpin palsu.

Indonesia tidak akan pernah melahirkan generasi Muhamad al-Fatih yang dapat menaklukan Konstatinopel dengan penuh kebanggaan. Muhamad al-Fatih yang memberikan kebanggaan kepada seluruh Muslim dan Mukmin sepanjang kehidupan.

Tetapi, generasi baru sejenis, seperti Anas Urbaningrum, Nazaruddin, Andi Malaranggeng, Ahmad Fathonah, Luthfi Hasan Ishak, Djoko Susilo, dan lainnya. Mereka hanya menjadi sampah sejarah. Memalukan. Tak memberikan kebanggaan sedikitpun bagi Mukmin dan Muslim. Wallahu'alam.

Akibat Penyakit Asam Urat dalam Membentuk Batu Ginjal

Sudah jatuh, tertimpa tangga. Mungkin pepatah ini cocok bagi penderita asam urat yang sudah mencapai fase penyakit berikutnya, batu ginjal. Bagaimana tidak? Sendi terasa ngilu, otot pun terasa nyeri. Ditambah lagi, pegal di pinggang dan rasa sakit yang hebat pada saluran kencingnya. Lalu, di mana letak hubungan asam urat dengan batu ginjal?

Tingginya kadar asam urat dalam darah (hiperurisemia) ternyata bisa meningkatkan risiko perkembangan penyakit ginjal. Bahkan lebih dari itu, hiperurisemia memiliki hubungan dengan hipertensi dan kelainan kardiovaskular. Demikian publikasi dari hasil studi yang dikeluarkan Journal of The American Society Nephrology (JASN) pada akhir tahun 2008.

Sementara itu, dr. Rudolf dan rekan-rekannya dari Lembaga Kesehatan Masyarakat bagian Timur Vienna juga melihat hubungan antara peningkatan kadar asam urat dengan penyakit ginjal. Para peneliti tersebut membagi 21.475 orang yang dilibatkan dalam studinya ke dalam tiga kelompok, yaitu kelompok I (kadar asam urat normal), kelompok II (urisemia ringan), dan kelompok III (urisemia tinggi). Studi dilakukan dengan cara mengamati Nilai Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) pasien selama 7 tahun. Hasilnya, terlihat bahwa pasien kelompok II memiliki risiko mengalami penyakit ginjal 1,26 kali lebih besar dari kelompok I. Sementara kelompok III memiliki risiko mengalami penyakit ginjal 1,63 kali kelompok I.

Mekanisme hubungan asam urat dan batu ginjal

Asam urat merupakan hasil akhir metabolisme purin. Pada batas-batas tertentu asam urat dibutuhkan oleh tubuh untuk membentuk inti sel. Karena tubuh membutuhkan zat tersebut, maka tubuh memproduksi sendiri secara alami. Asam urat yang diproduksi sendiri oleh tubuh berasal dari pemecahan asam amino non esensial. Namun yang dibutuhkan hanya sedikit, sisanya dikeluarkan melalui air seni. Pada orang-orang yang mengalami gangguan metabolisme asam urat, terjadi pembentukan asam urat yang berlebihan dan gangguan pengeluarannya. Akibatnya, terjadi penumpukan asam urat di dalam darah. Penumpukan asam urat akan semakin besar jika makanan yang dikonsumsi mengandung purin.

Makanan yang mengandung purin dapat dikategorikan menjadi 3 kelompok, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Makanan yang mengandung purin tinggi di antaranya jeroan, melinjo, kerang, cumi, udang, kaldu, dan sarden. Kemudian kategori purin sedang seperti kacang-kacangan , taoge, oncom, tempe, tahu, tape, bir, durian, bayam, kangkung, dan daging-dagingan. Adapun makanan rendah purin seperti telur, susu, keju, buah-buahan, dan padi-padian.

Di bawah mikroskop asam urat dapat dilihat bahwa bentuk asam urat seperti kristal. Jadi, jika kadar asam urat di dalam darah tinggi maka kristal-kristal ini akan terkumpul di persendian. Hal ini disebabkan sendi merupakan bagian tubuh yang paling mudah dihinggapi kristal- kristal tersebut. Kristal- kristal ini akan menyebar di dalam rongga-rongga sendi yang umumnya menjadi penumpukan kristal asam urat seperti jari tangan serta jari kaki dan pergelangan kaki.

Saat meradang, sendi akan terasa ngilu, sakit, bengkak, dan berwarna kemerahan. Dampak jangka pendek dari asam urat adalah timbulnya kesakitan yang dapat mengganggu aktivitas. Sementara dampak jangka panjang menimbulkan batu ginjal yang jika dibiarkan dapat menyebabkan gagal ginjal.
Kurangnya pengeluaran asam urat melalui air seni bukan saja meningkatkan pembentukan batu asam urat di ginjal tetapi juga batu kalsium oksalat. Menurut seorang ahli yang bernama Emmerson, “Terbentuknya kedua jenis batu tersebut secara bersamaan dapat disebabkan karena asam urat merupakan inti untuk terbentuknya batu kalsium oksalat.”
Pembentukan batu asam urat ini juga dipengaruhi oleh bertambahnya keasaman air seni dan tingginya kadar asam urat di dalam air seni. Sementara di sisi lain, keberadaan zat sitrat dan glikosaminoglikan bisa menghambat pembentukan batu tersebut. Selain tingginya kadar asam urat dalam urin, faktor lain yang mempengaruhi pembentukan batu asam urat berupa volume air seni yang lebih sedikit.
Keberadaan batu asam urat menyebabkan tekanan di dalam ginjal dan pembuluh darah menjadi tinggi. Hal itu menyebabkan bertambahnya ketebalan dinding pembuluh darah dan berkurangnya aliran darah ke ginjal sehingga mengakibatkan kerusakan pada ginjal.

Mencegah lebih baik dari mengobati

Betul, jika sudah terkena penyakit, selain rasa sakit itu sendiri yang sangat tidak enak dirasakan, kita juga akan dipaksa mengeluarkan uang yang lebih banyak. Penyakit asam urat mudah sekali kambuh. Untuk mencegahnya, hindari makanan tinggi purin, hindari kelelahan,dan banyak minum air putih. Dengan banyak minum air putih, kita akan sering buang air seni. Artinya, banyak pula asam urat yang dikeluarkan dari tubuh. Dan yang jangan sampai dilupakan, jangan suka menahan air seni jika sudah kebelet pipis.

Pengendalian kadar asam urat juga bisa dilakukan lewat konsumsi herbal. Beberapa herba terbukti bisa mengatasi penyakit asam urat, misalnya sidaguri, sambiloto, salam, belimbing wuluh, seledri, dsb. Penyajiannya bisa lewat konsumsi langsung, baik sebagai lalapan atau bahan minuman. Bahkan untuk memudahkan konsumsi secara instan, beberapa produsen mengeluarkan produk herbal dalam bentuk kapsul, misalnya kapsul herbal Sidaguri.

Menyajikan herba dalam bentuk teh juga bisa menciptakan suasana yang lebih santai, rileks, dan tidak terkesan sakit. Seperti halnya anak kecil yang menolak obat, kita pun seringkali enggan untuk meminum obat. Namun, berbeda rasanya jika ditawari suguhan teh. Nah, teh seperti ini biasa disebut dengan Teh Herbal. Ternyata, nggak cuma nyantai, budaya ngeteh juga bisa menjaga kesehatan. S

Ginjal dan Uji laboratorium fungsi ginjal

Ginjal adalah organ berbentuk seperti kacang yang terletak di sisi kiri dan kanan tulang belakang. Tepatnya, di bagian pinggang agak ke atas.

Dari ginjal keluar saluran, yang disebut ureter, menuju kandung kencing. Di kandung kencing, air kencing ditampung untuk sementara waktu. Jika sudah banyak, akan dikeluarkan ke luar tubuh lewat saluran yang disebut uretra.

Glomerulus

Fungsi ginjal adalah menyaring darah. Hasil saringannya berupa sampah metabolisme dan air. Hasil saringan tersebut akan dikeluarkan dalam bentuk air kencing. Dalam sehari, ginjal menyaring sekitar 200 liter darah. Hasilnya adalah sekitar 2 liter air kencing.

Unit penyaring ginjal disebut glomerulus. Unit ini berfungsi persis seperti saringan teh. Hanya molekul-molekul kecil saja yang bisa lewat, sedangkan darah, protein, dan molekul besar lainnya tetap berada di pembuluh darah.

Molekul kecil yang lolos dari saringan glomerulus terdiri dari sampah metabolisme, air, dan bahan-bahan yang masih dibutuhkan oleh tubuh. Nah, unit yang berada di hilir glomerulus yang disebut tubulus akan memilah bahan tersebut. Bahan yang masih dibutuhkan seperti air, garam, elektrolit, diserap kembali. Sedangkan produk sampah dibiarkan keluar menjadi air kencing.

Mampet atau bolong

Sebagian besar penyakit ginjal mengenai unit penyaring, sehingga proses penyaringan menjadi terganggu. Ada dua macam gangguan, pertama saringan mampet, atau saringan bolong. Jika saringan mampet, maka sampah metabolisme akan tertahan di dalam tubuh, sedangkan jika saringan bolong, maka protein, sel darah, dan molekul besar lainnya akan lolos ke air kencing.

Banyak hal yang bisa menyebabkan kerusakan unit penyaring, antara lain penyakit ginjal diabetes, keracunan obat atau bahan tertentu, cedera ginjal, infeksi ginjal, batu ginjal, kanker, dan lain sebagainya.

GFR

Untuk mengetahui apakah ginjal masih berfungsi normal perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan tersebut meliputi:

1. Pemeriksaan protein urin

Normalnya, air kencing bebas dari protein. Jika ditemukan protein di dalam air kencing, disebut proteinuria, menandakan unit penyaring ginjal bolong.

2. Pemeriksaan kreatinin darah

Kreatinin dalah substansi hasil aktifitas otot. Jika ginjal normal, kreatinin akan dikeluarkan bersama air kencing. Jika unit penyaring ginjal mampet, maka nilai kreatinin dalam darah meningkat. Nilai normal kreatinin adalah 0,6 – 1,2 mg/dL. Jika nilainya di atas itu, bermakna ginjal mengalami gangguan.

3. Pemeriksaan ureum darah

Ureum adalah hasil metabolisme protein tubuh. Seperti halnya kreatinin, ureum juga dikeluarkan bersama air kencing. Jika ginjal mampet, maka nilainya dalam darah akan meningkat. Nilai normal ureum darah adalah 7 – 20 mg/dL. Jika ureum di atas 20 mg/dL, berarti fungsi ginjal mengalami gangguan.

4. Uji laju filtrasi glomerulus (glomerulus filtration rate, GFR)

Uji GFR merupakan uji fungsi ginjal yang paling akurat. Pada uji ini, disuntikkan bahan tertentu ke dalam pembuluh darah, lalu dipantau laju pengeluarannya di air kencing. Nilai normalnya adalah 90 ml/menit/1,73m2 luas permukaan tubuh. Jika kurang dari nilai tersebut, berarti fungsi ginjal terganggu.

Thursday 2 May 2013

Antara Dahulu dan Sekarang, Di mana Dirimu Berada?

Dahulu mereka merupakan sebuah komunitas yang dianggap shalih. Sangat puritan. Memiliki karakter yang sangat khas, dan berbeda dengan kalayak lainnya. Dengan mudah menemukannya ditengah-tengah kehidupan yang ramai.

Seiring berjalannya waktu semuanya menjadi berubah. Karakter dasar mereka menjadi berubah. Seperti tak nampak lagi. Seperti tertelan oleh alam. Seperti hilang bersama angin kehidupan. Tanpa bekas. Kemudian, menjadi sangat aneh. Kemuliaan, keshalihan, puritan, dan bersahaja, semuanya menjadi hilang.

Memang, tidak mudah tetap "beriltizam bil Islam" (komitmen terhadap Islam), diakhir zaman, diumpamakan seperti memegang bara api. Betapa beratnya hidup di akhir zaman, bisa tetap istiqomah dengan Islam, sebagai dinul haq, dan tetap menjadikan pedoman hidup.

Dahulu. Masih melihat mereka nampak selalu memegang mush'af Qur'an. Di kenderaan, seperti di bus, kereta, angkot, kampus, kantor, dan tempat lainnya. Sekarang sudah sangat langka. Mush'af Qur'an di gantikan blackberry, samsung, dan nokia, sebagai "dzikir" baru mereka disetiap saat.

Dahulu. Usai shalat shubuh, tidak bergegas pergi, tetapi masih membaca Qur'an, membaca ma'syurat, wirid yang diajarkan oleh Rasullullah Shallahu alaihi wassalam.

Sekarang, usai shalat shubuh, tak lagi terdengar lantunan Qur'an atau ma'syurat. Begitu usai shalat shubuh langsung bergegas, memegang blackberry, samgsung, nokia, atau IPad, mengurai berbagai pekerjaan, dan berkomunikasi dengan relasi. Itu lebih penting dibandingkan membaca al-Qur'an atau ma'syurat.

Mereka yang dahulu shalih, puritan, dan bersahaja, sudah berubah. Menjadi pemimpin partai, gerakan, dan organisasi yang orientasinya pada harta, kekayaan, kemewahan, dan dimulai dengan merebut kekuasaan. Bukan lagi menegakkan kalimatullah atau syariah-Nya. Itu sudah tidak penting lagi.

Sekarang, mereka membalutnya dengan berbagai diksi (kata), yang diuntai dengan kalimat yang sangat indah,dan diungkapkan dengan penuh retorika, sampai mendapat julukan oleh para pengikutnya sebagai "soekarno muda" atau "pemimpin masa depan", yang sejatinya sang "tokoh" hanyalah tukang merangkai kata-kata, yang tanpa isi serta makna apapun.

Dahulu. Acara pernikahan dipisahkan antara pengantin perempuan dengan laki. Para undangan pun dipisahkan antara laki dengan perempuan. Tak disatukan. Karena dilarang. Benar-benar dijaga. Jangan sampai terjadi "ihtilat" (campur), dan dapat menimbulkan ekses negatif.

Dahulu. Laki-laki tak berani menatap wajah perempuan. Laki-laki selalu menundukan pandangannya. Bahkan, para perempuan (akhwat), jika berbicara dengan laki-laki tak berani menatap wajahnya.

Sebagian dikalangan kampus, dahulu, para aktivis perempuan, kalau duduk membelakangi para laki-laki (ikhwan)nya, sehingga seakan menjadi aneh. Tetapi, sekarang tidak lagi seperti itu, dan sudah banyak yang terkena penyakit virus "ungu" (berpacaran).

Dahulu. Para pekerja di kantor dilarang menerima uang "subhat", dan banyak para pegawai yang mentaatinya, dan tidak mengambil barang subhat itu, dan dibiarkan di laci mereka. Kalau pun diambil paling-paling hanya digunakan untuk sumbangan membangun jalan, wc, dan tempat yang tidak berkaitan dengan kehidupan langsung mereka.

Sekarang, tidak ada lagi shubhat, halal,dan haram.Semua sudah boleh, dan dihalalkan. Harampun sekarang menjadi halal. Dengan berbagai dalih. Inilah perubahan. Perubahan di era baru dalam kehidupan.

Dahulu. Mereka sangat suka masjid. Acara-acara yang mereka selenggarakan lebih Islami. Tak terlepas motivasi adanya kebersihan, dan semua diorientasikan kepada kedekatan dengan Allah Rabbul Alamin. Tak mau berbuat dosa.

Tak mengenal namanya hotel. Apalagi hotel mewah. mall, plaza, cafe, dan tempat-tempat yang dapat membuat jatuh ke tempat maksiat.

Sekarang setiap kegiatan acara selalu lekat dengan hotel mewah. Seakan kurang afdhal, kalau tidak ditempat yang sangat "mewah", dan itu sudah menjadi bagian hidup mereka.

Lobbi hotel, mall, plaza, dan cafe, tak pernah ketinggalan. Karena, tempat-tempat itu, sangat kosmopolitan. Kalau ingin dinilai sebagi komunitas atau gerakan modern, maka harus lebih dekat dengan tempat-tempat modern.

Dahulu. Mereka selalu lekat dengan seni dan budaya yang Islami, dan penuh dengan nuansa Islami. Tak suka dengan berbagai budaya dan seni, yang penuh dengan gairah, yang menyebabkan lahirnya nafsu. Apalagi, dengan kegiatan budaya seni, yang lebih mempertontonkan aurat dan syahwat.

Sekarang budaya seni Islami yang pernah mereka tumbuhkan dan menjadi salah satu "brand image" gerakan mereka, kemudian luruh dan hilang, bersamaan dengan orientasi mereka dengan budaya seni yang lebih mengedepankan syahwat dan nafsu.

Makanya, tak jarang mereka menyelenggarakan acara-acara yang selalu dibumbui dengan budaya dan seni yang lebih mengundang syahwat. Bukan membuat mereka menjadi lebih dekat dengan budaya Islam.

Seperti menampilkan musik "dangdut" pada setiap acara yang mereka selenggarakan. Maka, tak aneh mereka mempunyai hubungan dekat dengan artis-artis "suur". Karena kalkusinya hanya ingin mendapatkan suara yang banyak.

Semua yang dahulu dikenal shalih, puritan, dan bersahaja, berubah. Secara total. Dalam segala aspek kehidupan mereka. Membangun rumah bermilyar-milyar. Apartemen-apartemen eksklusif.Bahkan, hidup di bukit-bukit diatas villa.

Tetapi, kalau bertemu pengikutnya berlagak miskin, dan suka kepada kemiskinan, merakyat dan menampakkan kehidupan yang bersahaja. Sejatinya hanya sekadar mengelebahui para pengikutnya dan rakyat.

Dahulu. Mereka suka mengajarkan tentang kebenaran, kejujuran, amanah, dan pengorbanan. Mereka selalu menampakan sikap-sikap mulia, tidak menunjukan pamrih, dan motive yang ambisius terhadap kehidupan duniawi. Sungguh segala dilakukan dengan ikhlas.

Tetapi, sekarang mereka menjadi kumpulan orang-orang yang tamak, dan rakus, dan tak mengindahkan aturan moral. Segalanya menjadi dibolehkan, dan tidak ada lagi yang dianggap tabu.

Makanya,di akhir zaman ini, kehidupan penuh dengan kepalsuan, kepura-puraan, dan tidak ada yang sungguh-sungguh. Hanya terkadang mereka pandai menyuguhkan sebuah adegan yang sangat baik, baik untuk membodohi, menipu, dan mendustai para pengikutnya dan rakyat. Dengan gaya berpura-pura. Semuanya itu hanya berpura-pura.

Pura-pura cinta kepada rakyat. Pura-pura berkerja untuk rakyat. Berpura-pura harmoni dengan kehidupan rakyat miskin. Semua itu hanya satu tujuannya, yaitu menipu rakyat. Tidak ada yang lain. Hanya menipu rakyat. Menjelang pemilu atau pilkada.

Berpura-pura menjadi orang yang shalih, dan menjadi orang yang paling cinta kepada rakyat, menjadi orang yang sungguh-sungguh bekerja untuk rakyat, dan berpura-pura bisa hidup harmoni dengan rakyat. Usai pemilu semua akan berubah. Tak berbekas. Karena motivasinya hanya ingin menipu rakyat.

Diatas segalanya yang paling penting, tentu sang "tokoh" ini memiliki kemampuan menyihir para pengikutnya, dan para pengikutnya menjadi kagum, fanatik, dan taklid. Para pengikutnya berubah menjadi seperti "benda" mati. Tanpa akal.

Pengikutnya akan selalu memanjakan sang "tokoh", dan mau bertindak apa saja demi sang "tokoh" yang menjadi idolanya. Mereka menjadi mesin yang efektif di setiap waktu, dan akan selalu membelanya dengan seluruh yang mereka miliki. Wallahu'alam.